Muncul Hepatitis Misterius, Riset Buktikan Covid-19 Bisa Merusak Hati

Muncul Hepatitis Misterius, Riset Buktikan Covid-19 Bisa Merusak Hati

Kesehatan | jawapos | Minggu, 15 Mei 2022 - 12:20
share

JawaPos.com Sejak awal Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, sejumlah ahli menegaskan penyakit ini bukan hanya penyakit pernapasan. Penyakit ini juga dapat menyerang organ lain, salah satunya pencernaan.

Para ahli saat awal pandemi juga menyebutkan Covid-19 dapat menyerang berbagai organ tubuh lainnya. Riset membuktikan bahwa Covid-19 juga dapat menyerang organ hati.

Munculnya kasus hepatitis akut misterius pada anak-anak sebagai pasien dominan membuat organ hati mereka rusak. Para ahli masih meneliti penyebabnya.

Ada yang mengatakan ini disebabkan oleh Adenovirus atau virus penyebab diare biasa. Ada juga yang mengaitkannya dengan Covid-19.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai hepatitis misterius merupakan dampak dari Long Covid atau bagian dari pandemi. Ia menilai anak-anak yang paling rentan terserang hepatitis misterius menjadi bukti bahwa kelompok ini memang rentan karena belum divaksinasi.

Dan ia juga mengutip penelitian Israel yang menyebutkan 90 persen anak-anak yang terkena hepatitis misterius, memiliki riwayat terinfeksi Covid-19 dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. Hepatitis misterius ini memberi pesan ya, bahwa Covid-19 bisa memicu dampak tak langsung ya. Menurut saya ini bagian dari dampak Long Covid ya, atau dampak menengah, akut jangka panjang pada infeksi Covid-19 pada beberapa organ, yakni hepar atau hati, tegas Dicky kepada JawaPos.com, Minggu (15/5).

Dicky mengutip beberapa penelitian sejak awal pandemi yang terjadi di Wuhan, Tiongkok. Para peneliti pernah mengungkapkan bahwa pada pasien yang terdeteksi Covid-19 saat itu mengalami peningkatan enzim hati.

Nah, seiring dengan mekanisme penularan, kasus ini pada dewasa tak terdeteksi. Ini masuk tahun ketiga ya, paparan dampak Long Covid akan menyasar kelompok paling rawan, ini masuk kelompok yang tak terjamah. Kita akan semakin melihat dampak tak langsung dari pandemi, salah satunya hepatitis misterius ini, tegas Dicky.

JawaPos.com mencari beberapa bukti penelitian di jurnal internasional yang menyebutkan bahwa Covid-19 dapat menyerang dan merusak sel hati. Penelitian salah satunya dilakukan oleh ilmuwan Tiongkok dan Spanyol.

Hasil Penelitian dari Ilmuwan Tiongkok

Dalam laman jurnal Biomed Central, penelitian dilakukan oleh para peneliti dari Department of Traditional Chinese Medicine, The Fifth Affiliated Hospital of Guangzhou Medical University, Guangzhou, 510150, Tiongkok. Menurut para peneliti, selain penyakit paru-paru, kasus yang parah juga menunjukkan berbagai tingkat kerusakan hati. Artikel ini menjelaskan coronavirus dan patogenesis cedera hati, populasi rawan dan karakteristik klinis pasien ini, serta memberikan beberapa saran untuk perawatan klinis. Penelitian itu sudah diterbitkan pada Juni 2021.

Penelitian menyebutkan, fungsi hati yang tidak normal sering ditemukan pada pasien Covid-19, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa SARS-COV-2 dikaitkan dengan disfungsi atau kerusakan hati.

Studi kohort terbesar di Tiongkok termasuk 1.099 pasien dengan Covid-19, di antaranya 21 (2,1 persen) menderita hepatitis B, 21,3 persen dan 22,2 persen mengalami peningkatan Alanine Amino Transaminase (ALT) dan Aspartate Amino Transaminase (AST), dan 10,5 persen memiliki bilirubin abnormal. Peneliti Cai dan kawan-kawan menganalisis 417 pasien dengan Covid-19 di Shenzhen. Standar kelainan fungsi hati adalah: ALT>40 U/L, AST>40 U/L, GGT>49 U/L, ALP>135 U/L, dan total bilirubin (TBIL)>17,1 mmol/L .

Cedera hati terkait Covid-19 harus didefinisikan sebagai ALT atau AST melebihi 3 kali batas atas nilai normal, dan ALP, GGT atau TBIL melebihi 2 kali batas atas nilai normal. Analisis terhadap 417 pasien Covid-19 di Shenzhen menunjukkan bahwa pasien dengan fungsi hati abnormal berusia lebih tua, memiliki proporsi batuk yang lebih tinggi sebagai gejala pertama, BMI (indeks massa tubuh) lebih tinggi, proporsi laki-laki lebih banyak, dan memiliki lebih banyak penyakit hati yang mendasarinya.

Hasil Penelitian Ilmuwan Spanyol

Dalam laman National Library Of Medicine, peneliti Spanyol dari Liver Group, Instituto de Biomedicina de Sevilla, Sevilla 41013 Spain mengatakan dalam penelitiannya meskipun sindrom pernapasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah infeksi pernapasan yang dominan, berbagai tingkat kelainan fungsi hati telah dilaporkan. Penyakit hati yang sudah ada sebelumnya pada pasien dengan infeksi SARS-CoV-2 belum dievaluasi secara komprehensif di sebagian besar penelitian, tetapi penyakit ini dapat secara kritis membahayakan kelangsungan hidup dan memicu dekompensasi hati.

Kesimpulan dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa infeksi SARS-CoV-2 dapat menyebabkan kerusakan hati, yang menunjukkan hasil relevan yang memengaruhi prognosis Covid-19. Efek patogen langsung pada hati, peradangan sistemik, dan disfungsi kekebalan tampaknya memainkan peran yang relevan dalam hubungan ini. Dalam skenario ini, tes fungsi hati seperti kadar AST, ALT, dan bilirubin saat masuk telah dikaitkan dengan prognosis terkait Covid-19 yang buruk, termasuk lebih banyak berujung masuk ICU dan kematian.