Ahli Gizi Ungkap 7 Mitos VS Fakta Soal Susu, Yoghurt, dan Keju

Ahli Gizi Ungkap 7 Mitos VS Fakta Soal Susu, Yoghurt, dan Keju

Kesehatan | jawapos | Kamis, 10 Februari 2022 - 16:32
share

JawaPos.com Susu umumnya disukai semua usia dari bayi hingga dewasa dan lansia. Akan tetapi, dalam setiap konsumsi susu, umumnya masih terdapat pandangan yang keliru. Berbagai mitos dan fakta harus diluruskan.

Dalam diskusi virtual bersama Greenfields, ahli susu sapi segar dan produk olahan susu, bersama SayurBox dan Rumah Sakit Jantung Diagram, lewat Instagram Live yang membahas seputar nutrisi, pengonsumsian, dan pengolahan yang baik dari produk dairy, seorang Dokter Spesialis Gizi Klinik dr. Christin Santun Sriati Lumbantobing, M.Gizi, SpGK menjelaskan seputar gizi yang dibutuhkan tubuh setiap harinya. Ia juga menjelaskan nutrisi yang tersedia dalam produk dairy yaitu susu sapi segar dan produk olahan susu seperti yogurt dan keju.

Setiap hari, kita perlu mencukupkan asupan nutrisi dengan gizi lengkap dan seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, katanya dalam keterangan tertulis, Senin (7/2).

Banyak makanan yang dapat kita konsumsi untuk membantu melengkapi asupan gizi harian, salah satunya adalah produk dairy seperti susu sapi segar dan produk olahan susu lainnya yaitu yogurt dan keju. Produk dairy dilengkapi dengan berbagai kandungan baik seperti protein, Vitamin A, B1, B2, kalsium, fosfor dan mineral lainnya.

Produk dairy juga dapat mendukung kesehatan sehari-hari serta kesehatan jantung dan saraf. Seperti halnya makanan lainnya, jangan lupa untuk mengonsumsi susu setiap hari dalam jumlah yang sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan, kata dr. Christin Santun Sriati Lumbantobing, M.Gizi, SpGK.

Ia juga membahas beberapa mitos terkait pengonsumsian dan pengolahan produk dairy serta memberikan faktanya sehingga masyarakat tak keliru. Apa saja?

1. Mitos VS Fakta 1

Mitos :

Produk dairy yang berbeda, seperti susu dan yogurt, tidak dapat dikonsumsi bersamaan.

Fakta :

Mengonsumsi berbagai produk dairy secara bersamaan sebenarnya tidak apa-apa. Bagi para penggemar produk dairy, Anda menikmati susu bersama keju, atau susu bersama yogurt. Tetapi, jangan lupa untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang sewajarnya karena mengonsumsi sesuatu dalam jumlah berlebih tentunya kurang baik. Misalnya, jika biasa mengonsumsi susu sebanyak 250ml, coba untuk kurangi takarannya menjadi 150ml jika ingin mengonsumsinya bersama yogurt atau keju.

2. Mitos VS Fakta 2

Mitos:

Minum susu di malam hari membuat kita jadi gemuk

Fakta:

Salah satu faktor yang bisa menambah berat badan adalah melewati batas konsumsi kalori harian. Selama kita tidak melewati batas kalori harian, minum susu di malam hari tidak akan berpengaruh pada berat badan kita. Yang perlu diperhatikan adalah jarak antara waktu mengonsumsi susu dan tidur di malam hari. Pastikan memberi waktu yang cukup untuk badan mencerna susu sebelum tidur.

3. Mitos VS Fakta 3

Mitos:

Minum susu di malam hari bisa menambah tinggi badan

Fakta:

Secara ilmiah, susu kaya akan protein dan mengandung asam amino yang tinggi, yang penting untuk pertumbuhan. Di malam hari, ada beberapa asam amino yang bekerja lebih optimal saat kita beristirahat. Saat kita tidur, kita berada dalam kondisi puasa dan tubuh kekurangan energi. Dalam kondisi ini, tubuh kita akan mengambil energi cadangan, salah satunya dari otot. Dengan minum susu sebelum tidur, kita menabung asupan energi yang nantinya akan digunakan oleh tubuh saat kita tidur.

4. Mitos VS Fakta 4

Mitos:

Orang yang memiliki intoleransi laktosa (lactose intolerance) sama sekali tidak bisa mengomsumsi susu

Fakta:

Ada beberapa orang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa yang dikandung susu, di mana saat mereka mengomsumsi susu, tubuh mereka akan bereaksi kurang baik seperti gatal-gatal atau mual. Terdapat perbedaan antara alergi dan intoleransi susu.

Orang yang memiliki alergi susu sama sekali tidak bisa mengonsumsi susu, namun mereka dengan intoleransi susu tetap bisa mengonsumsi susu dalam jumlah yang terbatas.

Orang dengan intoleransi laktosa dapat mengonsumsi sekitar 150-200ml susu per hari agar tubuh tidak bereaksi. Dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter gizi untuk memastikan jika kamu memiliki alergi atau intoleransi susu.

5. Mitos VS Fakta 5

Mitos:

Cara penyimpanan susu segar dan susu UHT sama saja

Fakta:

Terdapat beberapa macam susu seperti susu sapi segar dan susu UHT, dan cara menyimpannya pun berbeda. Kalau tidak disimpan dengan benar, kandungan nutrisi pada susu akan hilang. Rekomendasi penyimpanan dari Greenfields adalah:

Susu segar yang telah dikemas harus disimpan pada suhu 0-4 derajat Celsius. Susu dengan kemasan yang telah dibuka dapat bertahan selama kurang lebih 4 hari di dalam lemari es dan kurang lebih 4 jam pada suhu ruangan.

Susu UHT sekali minum, dapat disimpan dalam suhu ruangan dan dapat bertahan hingga 9 bulan. Susu UHT 1 liter sebaiknya langsung disimpan di dalam lemari es setelah dibuka.

6. Mitos VS Fakta 6

Mitos:

Susu full cream adalah pilihan terbaik untuk lansia

Fakta:

Dua masalah utama pada lansia adalah tidak mau makan dan makan terlalu banyak. Seiring dengan berjalannya waktu, biasanya nafsu makan kita akan berkurang. Bagi lansia yang cenderung tidak mau makan, dapat diberikan susu full cream dengan jumlah kalori yang lebih tinggi dan lebih padat akan nutrisi Untuk lansia yang biasa banyak makan dan memiliki masalah seperti diabetes, berikan produk dairy yang rendah gula dan rendah lemak. Sesuaikan produk dairy untuk lansia dengan kebutuhan mereka.

7. Mitos VS Fakta 7

Mitos:

Saat dimasak, kandungan gizi pada susu akan hilang

Fakta:

Produk susu mengandung protein, vitamin, dan mineral yang rentan mengalami kerusakan saat dimasak. Saat memasak menggunakan bahan produk turunan susu, sebaiknya tidak terlalu lama atau hingga mengeluarkan asap (mencapai smoking point) yang artinya suhu sudah terlalu panas dan kandungan nutrisi didalamnya sudah mulai terganggu. Selain mengganggu nutrisi, pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi atau terlalu panas juga dapat mengubah tekstur susu menjadi pecah atau bahkan menggumpal.