Muncul 2 Kasus Kematian, Ahli: Bukti Bahwa Omicron Tidak Ringan!

Muncul 2 Kasus Kematian, Ahli: Bukti Bahwa Omicron Tidak Ringan!

Kesehatan | jawapos | Minggu, 23 Januari 2022 - 10:17
share

JawaPos.com Dua kasus kematian yang muncul akibat Omicron menjadi sinyal bahwa masyarakat jangan meremehkan varian ini. Ahli dunia menyebutkan geejala Omicron memang lebih ringan daripada Delta, namun bukan ringan sama sekali dan tak bisa menyebabkan kematian.

Wafatnya dua warga menunjukkan bahwa tidak semua infeksi Omicron adalah ringan. Sehingga, semua orang harus ekstra waspada tetapi tentu tanpa perlu panik, tegas Direktur Pasca Sarjana Universitar YARSI serta Guru Besar FKUI dan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama.

Ia menegaskan, protokol kesehatan (3M, 5M) harus jauh lebih ketat kita laksanakan, berubah dari new normal menjadi now normal. Lalu emungkinan WFH lebih luas, termasuk evaluasi kebijakan PTM 100 persen.

Ia juga meminta agar penerapan aplikasi Peduli Lindungi jauh lebih ketat lagi. Sehingga dapat mendeteksi positif Covid-19 sesudah beberapa hari. Tjandra Yoga juga mendorong peningkatan tes untuk mendeteksi pasien tanpa gejala atau OTG Omicron. Serta telusuri (ke depan kepada siapa menulari dan kebelakang dari siapa tertular, Red) secara masif.

Lalu juga mendorong upaya super maksimal meningkatkan vaksinasi dan booster , apalagi di daerah yang tinggi penularan Omicron-nya dan juga pada lansia dan komorbid, katanya kepada wartawan, Minggu (23/1).

Ia mengakui saat ini tempat tidur rumah sakit masih relatif kosong. Sehingga kasus Omicron ringan tapi dengan komorbid dan lansia sebaiknya dirawat dulu.

Kecuali kalau nanti RS memang akan jadi penuh. Dan penanganan mereka yang datang dari luar negeri harus lebih ketat lagi, tegasnya.

Ia mendorong kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan jelas harus ditingkatkan. Lalu sebaiknya ada upaya maksimal untuk mengobati pasien Omicron, menangani pasien gawat dan memperkecil kemungkinan kematian.

Juga, akan baik kalau evaluasi kebijakan dilakukan berdasar perubahan data yang ada, artinya tidak hanya harus seminggu sekali atau sesuai jangka waktu tertentu, tetapi dapat juga sesuai dinamika perubahan data yang terjadi, katanya.

Data Kematian Omicron di Berbagai Negara

Inggris sampai 31 Dessember 2021 sudah ada 75 orang yang meninggal.

Pasien pertama yang meninggal di Amerika Serikat berusia 50 tahunan, sudah pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya, dan belum divaksinasi.

Di Jepang yang meninggal adalah lansia dengan komorbid berat.

Australia yang meninggal adalah usia 80an dengan komorbid.

Singapura yang meninggal 92 tahun, tidak ada komorbid yang jelas, tidak vaksinasi.

India yang meninggal 74 tahun, dengan DM dan komorbid lain.