Banyuwangi Kini Punya Pusat Penelitian dan Pengembangan Kakao Berkelanjutan

Banyuwangi Kini Punya Pusat Penelitian dan Pengembangan Kakao Berkelanjutan

Infografis | sindonews | Selasa, 18 Februari 2025 - 18:52
share

Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan International Cocoa Organization (ICCO) menunjukkan bahwa produksi biji kakao Indonesia terus mengalami penurunan sejak tahun 2010.

Penurunan produksi kakao nasional ini disebabkan beberapa faktor, seperti produktivitas yang rendah karena penggunaan bibit yang tidak berkualitas, serangan hama, perubahan iklim global, hingga alih fungsi lahan.

Menanggapi tantangan tersebut, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) meluncurkan Center of Excellence Kakao Indonesia di Kebun Kendenglembu, Banyuwangi, Jawa Timur.

Center of Excellence Kakao Indonesia di Kebun Kendenglembu, Banyuwangi, ini akan berfungsi sebagai pusat penelitian, pelatihan, dan pengembangan teknologi budidaya yang produktif dan berkelanjutan.

Program-program utama yang akan dijalankan meliputi pengembangan varietas unggul. Kemudian, peningkatan kapasitas petani, penguatan kemitraan industri dan riset dan inovasi teknologi.

Saat ini, luas total Kebun Kendenglembu, Banyuwangi adalah 220,3 hektare (ha). Kebun Kendenglembu mengusung konsep budidaya regenerative agriculture, baik untuk kakao edel maupun kakao bulk.

Kebun Kendenglembu telah lama dikenal sebagai kebun penghasil kakao edel terbaik di Indonesia, sehingga center of excellence diseminatif ini tetap mengusung kakao edel dalam strategi pengembangannya.

Ketua PMO Kopi dan Kakao Nusantara Dwi Sutoro menyatakan bahwa peluncuran Center of Excellence ini merupakan wujud komitmen semua stakeholders dalam memperkuat peran BUMN sebagai agen pembangunan sektor perkebunan nasional.

Melalui pendekatan berbasis riset dan kemitraan strategis, PMO ingin mendorong industri kakao agar mengalami peningkatan baik dari segi produktivitas maupun daya saing global.

"Apalagi 99,6 kakao Indonesia diproduksi oleh petani rakyat yang perlu kita support. Kita ingin Center of Excellence Kakao Indonesia ini bisa menjadi one-stop solution services bagi semua pihak,” ujar Dwi Sutoro yang juga merupakan Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara, dikutip Selasa (18/2/2025).

Sementara itu, Kepala Puslitkoka, Dini Astika Sari, menambahkan bahwa riset dan inovasi memegang peranan kunci dalam meningkatkan nilai tambah kakao Indonesia. Puslitkoka berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologi dan pengetahuan yang dapat diterapkan oleh petani.

"Serta pelaku industri guna meningkatkan kualitas dan keberlanjutan kakao nasional,” jelas Dini yang juga Wakil Ketua PMO Kopi dan Kakao Nusantara.

Lewat Center of Excellence Kakao Indonesia di Kebun Kendenglembu, Banyuwangi, diharapkan tercipta model percontohan bagi pengembangan kakao di berbagai daerah.

Pendekatan holistik yang mencakup peningkatan produksi, kualitas, dan akses pasar diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani.