Anak Bos Rental Menangis Bersaksi, Oknum TNI Terdakwa Penembakan Tertunduk Lesu

Anak Bos Rental Menangis Bersaksi, Oknum TNI Terdakwa Penembakan Tertunduk Lesu

Infografis | sindonews | Selasa, 18 Februari 2025 - 13:19
share

Dua anak bos rental bernama Ilyas Agam Muhammad Nasrudin dan Rizky Agam Syahputra memberikan keterangannya di sidang kasus penembakan ayahnya yang digelar di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (18/2/2025). Anak korban tak kuasa menahan tangis di persidangan.

"Saya melihat pistol itu keluar dari jendela, (tembakan) diarahkan ke arah kerumunan (ayahnya). Ketika saya melihat mobil Brio dibawa lagi dan mobil Sigra kabur, saya baru berani keluar, saya lihat Pak Ramli sudah terkapar," ujar Rizky Agam di persidangan, Selasa (18/2/2025).

Saat menceritakan detik-detik pascapenembakan, Rizky tak kuasa menahan tangisannya karena dia harus mengingat dan menceritakan peristiwa penembakan ayahnya hingga tewas di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak oleh oknum TNI AL. Hakim pun meminta Rizky menenangkan dirinya sejenak sebelum melanjutkan penyampaian keterangan.

Sebelum bercerita peristiwa penembakan, Rizky sempat menceritakan saat dia meminta pendampingan polisi di Polsek Cinangka. Dia dan rombongan ayahnya yang tengah mengejar mobil Brio milik rental mobil ayahnya sempat ke kantor polisi.

Berdasarkan GPS, mobil Brio yang dibawa kabur terdakwa yakni Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo, terdakwa II Sersan Satu Akbar Adli, dan terdakwa III Sersan Satu Rafsin Hermawan berhenti dekat Polsek Cinangka.

Namun, Polsek Cinangka tak memberikan pendampingan meski dia telah menjelaskan peristiwa yang tengah dialaminya.

"Berhenti dekat Polsek Cinangka, 4 km dari Polsek. Sesuai arahan bapak saya, kami ke Polsek meminta pendampingan. Dari petugas piket saat itu bilang, kami menjelaskan kami ditodong pistol, kami dapat ancaman, mobil pun dibawa kabur. Lalu dibilang kamu dari leasing yah, bukan, saya bilang dari rental mobil. Kami bawa berkas-berkas, BPKB, STNK," tuturnya.

"Saat di Polsek penjaga piket bilang seperti ini, ciri-ciri pistolnya seperti apa, saya kira warna hitam yang saya lihat. Wah itu paling pistol mainan katanya. Setelah itu kami tak dapat pendampingan," sambung Rizky.

Pihaknya lantas menghubungi Asosiasi Rental Indonesia di Tangerang untuk meminta bantuan sehingga datanglah 3 orang yang membantu yakni Agus Zimi, Ramli, dan Fajrie. Singkatnya, sesuai GPS, mobil Brio milik rental berada di parkiran minimarket Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak sehingga mereka mendatangi lokasi tersebut.

"Dari mana saudara tahu para terdakwa berada di KM 45?" tanya Oditur Militer.

"Dari GPS. Waktu di pintu masuk dari Pak Ramli dan Asosiasi belum datang, kami menunggu di pintu masuk rest area, lalu maksud kami mendatangi mobil tersebut setelah terparkir di depan parkiran Indomaret," kata Rizky.

"Waktu itu ayah juga bilang Kiki hari ini memvideokan, hari ini takut terjadi apa-apa, Kiki memvideokan, kami juga turun waktu itu memblok mobil Brio supaya tidak kabur di belakang mobil itu," ujarnya.

Di parkiran minimarket dan saat bertemu para terdakwa, ayahnya sempat memegangi Sertu Akbar dan meminta Sertu Akbar menjatuhkan pistolnya. Tak lama, terdengar suara letusan senjata api sebanyak dua kali.

"Saat kapan letusan pertama kali? Saudara saksi mendengar ada perintah apa pun dari Sertu Akbar untuk menembak" tanya Oditur Militer.

"Ketika ayah saya memegang Sertu Akbar itu. Tidak mendengar, saya tiba-tiba saja mendengar letusan, dari dalam mobil Brio keluar asap, duar (menirukan suara tembakan) gitu kan satu, dua kali duar pas saya lihat lagi setelah letusan itu saya menunduk," ujar Rizky.

Setelah mendengar suara letusan dan didatangi orang dari dalam mobil Sigra, dia melarikan diri menjauh dari lokasi kejadian. Baru setelah mobil Sigra dan mobil Brio milik rental pergi dari lokasi, dia berani mendatangi lokasi lagi yang akhirnya dia malah melihat saksi Romli sudah dalam kondisi terkapar dan juga ayahnya.

Adapun 3 terdakwa yang hadir di persidangan hanya bisa menundukkan kepalanya. Begitu juga saat ditatapi 2 anak korban, 3 terdakwa hanya tertunduk lesu.