Menelusuri Candi-candi Tersembunyi Kerajaan Majapahit yang Tersebar hingga Jambi dan Bali
Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan besar di nusantara kala itu. Besarnya kerajaan ditandai dengan wilayah kekuasaan yang luas dan sejumlah peninggalan yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Bahkan, konon puluhan candi yang didirikan semasa pemerintahan Kerajaan Majapahit.
Bahkan pemerintahan Kerajaan Majapahit konon memiliki kepedulian terhadap bangunan-bangunan suci, terutama candi. Suatu ketika bahkan Raja Hayam Wuruk yang tengah melakukan perjalanan blusukan ke rakyatnya di Blitar pada 1361 juga mengisahkan kepedulian sang raja.
Baca juga:5 Kombes Pol Dimutasi Kapolri Jadi Dirpolairud, Ini Nama-namanya
Dikutip dari buku "700 Tahun Majapahit 1293-1993: Suatu Bunga Rampai Prof. Dr. R. Soekmono", Rabu (2/10/2024), sang raja memerintahkan perbaikan Candi Simping yang bagian atasnya telah runtuh. Tak hanya itu, sang raja juga meminta perhitungan dan pengukur kembali tentang letak candinya yang terlalu jauh ke barat agar digeser ke timur dengan mengambil sebuah halaman dari sebuah biara.
Hal ini dimaksudkan demi kesesuaiannya dengan prasasti yang menandai pembangunan candinya. Selanjutnya dalam Pupuh 70 Nagarakretagama menceritakan bahwa dua tahun sesudahnya Raja Hayam Wuruk kembali datang ke Simping untuk meresmikan arca perwujudan Raja Kertarajasa sebagai Haribara atau Ciwa-Wisnu.
Kepedulian Hayam Wuruk terhadap Candi Simping yang berusia 50 tahunan rupanya merupakan bagian dari wajib keagamaan yang dijunjung tinggi, baik oleh pemerintah atau raja maupun oleh masyarakat. Selain candi-candi yang telah dikenal oleh masyarakat, ada beberapa candi kecil yang dibangun semasa Kerajaan Majapahit.
Beberapa candi peninggalan Majapahit tersebar di wilayah Jawa Timur, seperti Canci Tegowangi yang ada di Kecamatan Plemahan, Kediri, Candi Gambar Wetan yang ada di Kabupaten Blitar, Candi Bocok yang ada di Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, dan Candi Pasetran yang ada di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Kemudian sejumlah candi lain seperti Candi Surowono di Kediri, Candi Pari, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Candi Jedong di Kecamatan Ngoro, Mojokerto, hingga Candi Boyolangu di Tulungagung, hingga Candi Kalicilik yang berada di Kecamatan Ponggok, Blitar.
Menariknya selain merenovasi candi-candi yang rusak, masa pemerintahan Majapahit juga membuat puluhan candi kecil di atas Gunung Penanggungan. Kebetulan Gunung Penanggungan disucikan dan menjadi bagian dari titik kosmologi atau titik sakral Kerajaan Majapahit. Total sekitar 80 buah candi-candi kecil yang dihasilkan tidak kurang 37 angka tahun, di antaranya 32 berasal dari masa Majapahit.
Jauh di luar Jawa Timur terdapat sejumlah candi yang berasal atau termasuk dalam candi-candi masa Majapahit. Sejumlah candi seperti Candi Sukuh dan Candi Ceto di lereng barat Gunung Lawu yang masuk di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Peninggalan Kerajaan Majapahit juga terendus di luar Pulau Jawa terutama di Pulau Bali. Beberapa bangunan sisa-sisa candi dari batu bata juga disebut Prof Soekmono ditemukan di daerah Bima, Sumbawa dan di daerah Padanglawas, Sumatera Utara. Sangat mungkin di wilayah itu ditemukan peninggalan Kerajaan Majapahit. Baca juga:Kapolri Mutasi 32 Pamen Polri Jadi Direktur ke Sejumlah Polda, Ini Daftar Namanya
Pasalnya baik Bima dan Panai disebut dalam Nagarakretagama sebagai bagian dari wilayah Kerajaan Majapahit. Oleh karena itu tidak mustahil pula sebagian dari candi-candi yang ada di daerah Jambi, termasuk candi peninggalan Majapahit.