Kisah Almarhum Mas Katon, Suporter Nyentrik Timnas Indonesia dari Gunungkidul yang Melegenda
Kisah suporter Timnas Indonesia menjadi salah satu yang patut untuk diulas. Selain rela mendukung Tim Garuda di manapun bertanding, mereka juga kompak untuk mendukung dan memompa semangat dengan totalitasnya.
Menjelang laga pertandingan kedua Tim Garuda di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Australia. Salah satu suporter Timnas Indonesia yang nyentrik untuk mendukung skuad Garuda memenangkan laga debut Timnas, yakni Almarhum Mas Katon.
Meski meninggal dunia pada Minggu 25 Februari 2024 lalu, Mas Katon, pria berusia 38 tahun asal Dusun Buyutan, Kelurahan Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul ini kerap dikenal dengan penampilannya yang nyentrik dan unik.
Baca juga: Malam Nanti, Timnas Indonesia vs Australia Pecahkan Rekor Penonton
Mas Katon tidak hanya dikenal karena kecintaannya terhadap Timnas Indonesia, tetapi juga karena gaya eksentriknya saat menghadiri pertandingan. Ia sering mencuri perhatian ribuan penonton dengan body painting berbagai tokoh sepak bola.
Salah satunya adalah Ketua PSSI saat ini, Erick Thohir. Tak hanya itu, rambutnya sering dipotong dengan gaya unik yang mencerminkan dedikasinya sebagai suporter sejati. Tak ayal, Mas Katon kerap menjadi pemicu semangat suporter lainnya.
Salah satu momen yang paling dikenang adalah ketika Mas Katon melukis wajah Erick Thohir di tubuhnya saat mendukung Timnas Indonesia melawan Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Juni 2023.
Mas Katon tidak hanya mengagumi sosok Erick Thohir, tetapi juga Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Baca juga: 3 Perbedaan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia dan Malaysia, Salah Satunya soal Lagu Kebangsaan
Dalam salah satu laga, ia menghiasi tubuhnya dengan lukisan wajah Gibran yang mengenakan jersey Indonesia berwarna merah, lengkap dengan tulisan “Kulo Nuwun Solo”. Penampilan Mas Katon ini berhasil mencuri perhatian penonton dan menjadi objek foto penikmat sepak bola.
Namun, di balik aksi nyentriknya, Mas Katon menyimpan kisah hidup yang penuh liku. Dia pernah bercerita bahwa ia pertama kali bertemu dengan Erick Thohir dalam sebuah acara pengajian yang diadakan oleh Gus Miftah.
Selain itu, ia juga pernah berkesempatan bertemu langsung dengan Presiden Jokowi dan Presiden FIFA, Gianni Infantino. Kehidupan Mas Katon sehari-hari tidaklah mudah. Untuk menyaksikan Timnas Indonesia berlaga di luar kota.
Bahkan, dia sering harus berjuang keras, bahkan rela tidak makan selama perjalanan.
Baca juga: Perbandingan Market Value Skuad Timnas Indonesia vs Australia: King Indo Kalah Mewah
Ada momen di mana ia harus menginap di kantor polisi karena kehabisan uang. Di Gunungkidul, Mas Katon sering mengadakan acara nonton bareng di rumahnya, karena di daerahnya jaringan televisi sering sulit diakses.
Dalam kesehariannya, mediang Mas Katon membuka usaha toko kelontong. Ia pernah mencatat omzet harian hingga Rp800 ribu.
Namun, kehidupannya berubah drastis ketika seluruh modal usahanya diambil oleh saudaranya untuk berjudi online, sehingga ia harus menutup toko tersebut.
Parah! Bullying Siswa SMK Negeri 1 Gorontalo, Korban Ditendang, Disiram dan Dicekoki Miras
Sebagai suporter, Mas Katon tidak pernah fanatik terhadap satu klub tertentu. Ia pernah mendukung PSS Sleman saat awal menjadi suporter, lalu beralih menjadi pendukung Persib Bandung ketika bekerja di Bandung pada tahun 2004.
Saat bekerja di Surabaya, ia pun menjadi suporter Persebaya. Namun, cinta sejatinya tetap pada Timnas Indonesia, yang ia dukung dengan penuh dedikasi sejak masih di bangku SMP. Saat itu, kabar duka tentang kepergian Mas Katon mengundang banyak simpati.
Termasuk dari Erick Thohir. Melalui akun Instagramnya, Erick menyampaikan rasa belasungkawanya, Kepergian Mas Katon adalah kehilangan besar bagi dunia sepak bola Indonesia yang kali ini tengah berjuang untuk membuat bangga rakyat Indonesia.
Terutama bagi suporter yang mengenalnya sebagai sosok penuh semangat dan dedikasi. Mas Katon akan selalu dikenang sebagai suporter militan yang tampil nyentrik dan penuh warna di setiap laga Timnas Indonesia.