Peta Kekuatan Suara di Pilkada Kaltim Versi Survei TBRC
Lembaga Survei Timur Barat Research Centre (TBRC) membeberkan hasil survei mengenai peta kekuatan suara di Pilkada Kalimantan Timur (Kaltim) . Adapun dua pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim yang bertarung adalah Isran Noor-Hadi Mulyadi dan Rudy Mas'ud-Seno Aji.
Hasillnya, pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji unggul dengan tingkat elektabilitas 47,9. Sementara itu, pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi memperoleh 31,4, dan yang belum menentukan pilihan sebanyak 20,7," ujar Direktur Eksekutif TBRC Johanes Romeo dalam keterangannya, Senin (9/9/2024).
TBRC juga melakukan simulasi pertanyaan tertutup menggunakan kertas kuesioner yang berisikan nama dan gambar kedua pasangan cagub-cawagub, dengan pertanyaan "Jika Pilkada digelar hari ini, pasangan mana yang Anda pilih?"
"Hasil tabulasi data survei menunjukkan pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji dipilih sebanyak 58,2. Lalu pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi sebanyak 33,6, dan yang tidak memilih sebanyak 8,2," kata Johanes.
Namun, lanjut Johanes, untuk persentase tingkat popularitas atau penerimaan terhadap kedua pasangan calon gubernur-wakil gubernur, hasil survei menunjukkan bahwa pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi berada pada titik tertinggi. Tercatat sebanyak 82,9 masyarakat Kaltim telah mengenal pasangan tarsebut.
Adapun tingkat keterkenalan pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji 71,7. Johanes berpendapat hal ini wajar karena Isran Noor-Hadi Mulyadi merupakan pasangan petahana.
Akan tetapi, dalam hal tingkat kesukaan masyarakat terhadap kedua pasangan ini, survei menemukan bahwa pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji disukai oleh 79,3 masyarakat Kalimantan Timur. Sedangkan pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi hanya disukai oleh 49,1," tuturnya.
Rendahnya tingkat kesukaan masyarakat Kaltim terhadap petahana dinilai berkaitan erat dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja petahana selama memimpin Kaltim. Dalam survei itu, 32,7 menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Isran Noor-Hadi Mulyadi dan 4,6 tidak memberikan pendapat.
Johanes menjelaskan secara umum tingkat kepuasan publik terhadap kinerja petahana rendah, maka peluang untuk menang pada pilkada berikutnya akan sangat kecil. Perekonomian daerah yang masih mengandalkan sektor ekstraktif, seperti pertambangan dan penggalian dinilai tidak memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan tingkat kemiskinan.
"Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang kurang inklusif serta belum optimalnya pemerataan dan pengembangan layanan infrastruktur dasar maupun infrastruktur pendukung ekonomi. Begitu kesimpulan survei ini," jelasnya.
"Dan menghasilkan margin of error sekitar 2,57 pada tingkat kepercayaan 95. TBRC menggunakan metode survei wawancara tatap muka langsung dengan responden sehingga kevalidannya dapat lebih dipertanggungjawabkan," ucapnya.