Nelayan Lembata NTT Olah Pekarangan untuk Kemandirian Pangan dengan Tajumase
Nelayan di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengolah pekarangan rumahnya untuk bercocok tanam demi mewujudkan kemandirian pangan dan ekonomi. Sehingga bisa meningkatkan kesejateraan.
Upaya ini mendapat bantuan dari Program Tajumase (Tani Maju Makmur Sejahtera) yakni untuk dua desa di Kabupaten Lembata. Program ini resmi diluncurkan di Desa Hadakewa dan Desa Wowong, Lembata, Kamis (15/8/2024).
Program ini resmi diluncurkan oleh Direktur SDM Pupuk Indonesia, Tina T Kemala Intan di Desa Hadakewa Kecamatan Lebatukang dan Desa Wowong Kecamatan Omesuri. Tina menyampaikan bahwa, program yang merupakan bagian dari Program Relawan Bakti BUMN Batch VI ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program yang ditargetkan berlangsung selama tiga tahun ke depan sehingga dapat mengajak para masyarakat di dua desa yang mayoritas nelayan dapat memanfaatkan pekarangannya untuk bertanam demi mewujudkan kemandirian pangan dan ekonomi.
"Meskipun di tepi pantai dan banyak warga yang menjadi nelayan, kita juga ingin mengoptimalkan potensi pertanian yang ada di Desa Hadekawa ini. Pendampinganinisemoga disambut baik oleh masyarakat, sehingga semua generasi baik mulai dari yang muda dan sampai dengan yang tua dapat mengoptimalkan potensi pertaniannya," ujar Tina. Senior Vice President (SVP) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pupuk Indonesia, Junianto Simare Mare menambahkan, pihaknya memiliki tanggung jawab sosial tidak hanya berpikir pengembangan masyarakat yang ada di sekitar perusahaan.
Akan tetapi pihaknya juga ingin berkontribusi bagi daerah yang jauh dari wilayah perusahaan, termasuk daerah pelosok. Kontribusi tersebut salah satunya dengan mengirimkan sepuluh relawan Bakti BUMN dalam Program Tajumase. Para relawan ditugaskan untuk berbakti di Kabupaten Lembata dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat. Ia menjelaskan, Program Tajumase hadir sejak awal tahun 2024. Sebelum menjalankan program ini tentu dilakukan pemetaan lapangan, sehingga program yang dijalankan benar-benar tepat sasaran dan memberikan dampak baik berkelanjutan.
Melalui program ini, Junianto berharap masyarakat sekitar bisa memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri, karena sebelum ada program ini komoditas pertanian disuplai dari daerah lain. Hadakewa terkenal dengan sektor pariwisata, tapi kami juga melihat ada potensi sektor pertanian bisa mendukung sektor pariwisatanya. Bagaimana orang melihat wajah yang ada di Hadakewa ini tidak hanya dengan deburan ombaknya saja dan berbagai jenis ikannya, tapi bagaimana juga sektor pertaniannya bisa maju. Dari beberapa lahan percontohan sudah bisa memberikan impact bagi pendapatan masyarakat," tandasnya. Junianto mengungkapkan, melalui lahan percontohan budidaya cabai, Pemerintah Desa Hadakewa kini optimistis bisa memenuhi kebutuhan cabai untuk seluruh wilayah Lembata.
Sementara itu, Kepala Desa Hadakewa, Klemens Kwamans menjelaskan, Hadakewa merupakan sebuah desa di tepi pantai dan wilayahnya berada di tengah Pulau Lembata. Dengan topografi ini, Hadakewa dikenal dengan hasil lautnya. Meski demikian, ia bersama masyarakat desanya berkomitmen untuk mengoptimalkan sektor pertanian di wilayahnya. "Kami dari wilayah pantai dipilih untuk dibina pertaniannya, kami akan mendukung program-program yang direalisasikan, terima kasih atas kolaborasi ini," ujarnya.