Menakar Peluang Repol-Ardo di Pilkada Kampar 2024
Sejumlah kandidat Pilkada Kabupaten Kampar 2024 mulai muncul dengan klaim basis masing-masing. Dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 600 ribu lebih, Kabupaten Kampar menjadi salah satu lumbung suara potensial dalam peta politik Provinsi Riau 2024 ini.
Sehingga bakal terjadi tarik menarik dalam arah koalisi partai-partai maupun tokoh-tokoh politik baik di Riau maupun di Kampar sendiri.
Baca juga: Begini Proses Terjadinya Ombak di Sungai Kampar atau Bono Kampar
Salah satu tokoh yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Kampar adalah Rahmat Jevary Juniardo atau akrab di sapa Bung Ardo, putra mantan Bupati Kampar 2 periode, Jefry Noer.
Pengamat politik Riau, Tito Handoko melihat dinamika politik yang terjadi di Kampar sangat unik dan rumit. Dia menyebut bahwa bagi tokoh politik, bila ingin membangun koalisi menghadapi Pilkada Kampar seharusnya mempertimbangkan aspek keterwakilan dari suku-suku yang ada.
Kampar terdiri dari bermacam-macam suku dan terbagi oleh beberapa wilayah. Masing-masing suku maupun wilayah memiliki arah dukungan politik sendiri-sendiri berdasarkan kepentingan mereka masing-masing.
Baca juga: KPU Pastikan Gunakan Sirekap di Pilkada Serentak 2024
Adapun suku besar di Kampar yaitu suku Ocu atau suku asli secara persentase berkisar 40 persen. Kemudian suku Jawa 33 persen, lalu ada suku Minang 17 persen, 8 persen suku Batak, dan 2 persen untuk suku lain-lain.
"Idealnya kandidat dari Suku Ocu diduetkan dengan Suku Jawa. Harus ada kombinasi representasi keterwakilan suku bila ingin membangun koalisi yang kuat dengan peluang kemenangan cukup besar," kata Tito Handoko, Sabtu (17/8/2024).
Dia berpendapat, jika keterwakilan suku-suku yang ada di Kampar tidak bisa dipaksakan dalam koalisi, maka representasi wilayah juga harus menjadi pertimbangan para kandidat. Sebagai contoh, di Kampar ada wilayah Rantau Kampar Kiri, ada wilayah Tapung Raya, ada wilayah XIII Koto, kemudian ada wilayah Siak Hulu, Bangkinang 5 Koto, Tambang dan Siak Hulu.
"Pemilih di wilayah Kampar Kiri tentu akan pro kepada tokoh dari wilayah mereka, sebaliknya orang di wilayah Tapung Raya cenderung akan memilih tokoh dari wilayah mereka sendiri. Tentu duet atas dasar pertimbangan representasi wilayah sangat penting bila calon ingin peluang kemenangan lebih besar," ujar Tito.
Tito menganalisis pertarungan diprediksi akan berlangsung ketat di jalur tengah. Mengingat ramainya calon dari jalur tengah atau wilayah 5 Koto, maka pertarungan akan panas, bahkan para kandidat justru akan saling bunuh di jalur tengah tersebut.
"Coba kita lihat peta representasi teritorial kandidat Bupati Kampar berikut ini," ujarnya.
Secara garis besar nama-nama yang bakal ikut bertarung di ajang Pilbup kali ini mayoritas dari jalur tengah, ada Edwin Pratama Putra, Yusri, Ahmad Yuzar, Yuyun Hidayat, dan Misharti, termasuk Ardo pun dari jalur yang sama, yaitu dari jalur tengah.
"Edwin Pratama Putra yang berasal dari Bangkinang, Yuyun Hidayat berasal dari Tambang. Terakhir ada Yusri dan Ardo juga dari Bangkinang. Mereka mereka ini merupakan kandidat representasi jalur tengah," imbuhnya.
Dengan situasi peta politik yang demikian, calon representasi teritorial tengah ini diprediksi tak satu pun yang bisa memenangkan pertempuran. Mereka justru akan saling "bunuh", sehingga kandidat dari teritorial kanan ataupun kiri yang akan berpeluang besar keluar sebagai pemenangnya.
Tapi, lanjut dia, dengan satu syarat, calon representasi teritorial kiri maupun kanan harus bisa memaksimalkan dukungan di basis mereka masing-masing.
"Dari peta yang saya uraikan tadi, maka secara matematis, duet Repol - Ardo peluang menangnya lebih besar ketimbang Yusri Ardo. Karena duet Repol - Ardo gabungan wilayah Kampar Kiri dan Kampar bagian tengah, sementara Yusri - Ardo dari wilayah dan suku yang sama, kampungnya pun sama, yaitu sama sama dari Kenegerian Bangkinang," ungkapnya.
Dia melanjutkan, belum lagi perpaduan Repol dan Ardo juga mewakili partai yang memiliki basis kuat di Kampar. Partai Golkar dan Demokrat adalah partai yang pernah berkuasa di Kampar dan kesan masyarakat pun cukup baik selama daerah ini dipimpin oleh kader kedua partai tersebut.
"Oleh karena itu, penerimaan publik pada duet Repol - Ardo sangat bagus, Selain karena representasi wilayah ada juga faktor kiprah partainya yang terekam baik di memori publik Kampar," ucap dia.
Ditambah lagi saat ini, momentun Repol cukup bagus untuk maju sebagai calon bupati, hal itu dibuktikan dengan hasil survei yang dirilis oleh beberapa lembaga survei yang menyatakan elektabilitas Repol tertinggi jauh melampaui kandidat lain.
"Hal itu juga dibuktikan dari peroleh suara Pileg yang lalu, Repol merupakan caleg provinsi yang meraih suara tertinggi di Kampar, yakni mencapai hampir 24 ribu suara," pungkasnya.