Pendaki Indonesia Bersiap Jelajahi Gunung Tertinggi di Antartika, seperti Apa Persiapannya?
JAKARTA, iNews.id - Mendaki gunung tertinggi di benua Antartika memiliki tantangan tersendiri. Ya, Gunung Vinson Massif yang memiliki ketinggian 4.892 mdpl ini akan menjadi tujuan bagi pendaki asal Indonesia, Putri Handayani.
Setelah sukses menuntaskan 8 Peaks Expedition di jajaran Pegunungan Monte Rosa Massif, Swiss pada akhir Juli lalu, Putri Handayani juga memulai Polar 8 Training Expedition (Pelatihan Jelajah Kutub) pada 23 - 28 Oktober 2023 di Chamonix, Prancis.
Setelah Polar 8 Training Expedition berakhir, Putri lanjut menghadapi The Ultimate Challenge yaitu Ekspedisi Gunung Vinson Massif (4.892 mdpl) yang merupakan gunung tertinggi di benua Antartika dan Penjelajahan Kutub Selatan. Keduanya akan dia jalani pada Desember 2023.
Jika berhasil menuntaskannya, Putri akan selangkah lebih dekat untuk menjadi orang Indonesia dan perempuan Asia Tenggara pertama yang meraih gelar The Explorers Grand Slam. Untuk mendapatkan gelar ini, dia masih harus mengeksplorasi Kutub Utara dan mendaki Gunung Everest (8.848 mdpl) yang merupakan gunung tertinggi di dunia pada 2024.
Berakhirnya 8 Peaks Expedition ditandai dengan kesuksesan Putri menapakkan kaki di titik tertinggi Gunung Zumsteinspitze, Balmenhorn dan Vincent Pyramid pada hari terakhir pendakian, 29 Juli 2023.
Pelatihan fase pertama yang dikemas sebagai ekspedisi tersebut, memakan waktu seminggu selama 22-29 Juli 2023. Targetnya adalah mengibarkan bendera merah putih di 8 puncak di jajaran Pegunungan Monte Rosa, yaitu Castor (4.223 mdpl), Schwarzhorn (4.322 mdpl), Ludwigshohe (4.344 mdpl), Parrotspitze (4.443 mdpl), Signalkuppe (4.554 mdpl), Zumsteinpitze (4.573 mdpl), Balmenhorn (4.167 mdpl), dan Vincent Pyramid (4.215 mdpl).
Dari pelatihan tersebut, lulusan Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu mengaku mendapatkan bekal yang sangat berharga. Sebab, Monte Rosa Massif memiliki banyak kesamaan dengan Gunung Vinson Massif di Antartika.
"Pertimbangan (kemiripan) yang pertama ketinggian, kedua secara medan, ketiga options (banyaknya variasi serta opsi pilihan puncak) dan aksesibilitas, kata Putri melalui keterangannya dikutip Jumat (27/10/2023).
Pelatihan berikutnya yang tak kalah menantang adalah pelatihan penjelajahan kutub atau Polar 8 Training Expedition. Di sini, Putri wajib melatih skill dan pengetahuan dalam mengeksplorasi area Kutub Selatan.
Kemampuan seperti menggunakan ski dan menarik sled di atas salju, berkemah dalam kondisi dingin yang ekstrem, teknik navigasi melewati jurang dan celah di padang salju, serta sistem penyelamatan di gletser, adalah beberapa kemampuan yang harus dikuasai Putri sebelum berangkat ke Kutub Selatan pada bulan Desember nanti. Rangkaian pelatihan ini sudah dicanangkan untuk dilakukan mulai 23 Oktober mendatang.
Sejumlah pihak pun ikut tergerak dengan mendukung misi Putri ini. Atensi tersebut datang dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Produsen alat aktivitas luar ruang buatan dalam negeri, Eiger Adventure, serta National Geographic Indonesia. Sebagai inisiator platform Jelajah Putri, dia berharap unggahan-unggahan kegiatannya di media sosial dapat mendorong wanita Indonesia agar berani bekerja, bertualang dan mengekspresikan diri tanpa terbatasi oleh bias gender.
Putri percaya, seseorang tidak perlu luar biasa terlebih dahulu untuk bisa meraih capaian yang luar biasa. "Walau biasa tapi kalau konsisten, itu bisa jadi luar biasa. Saya bukan yang tercepat, bukan yang terkuat, tapi Alhamdulillah bisa menjaga konsistensi," ujar Putri ketika ditanya perihal pesan yang ingin dia sampaikan lewat misi untuk mencatatkan namanya di daftar peraih The Explorers Grand Slam.
Tentunya, Putri tidak sendiri dalam menjalankan misi. Turut mendukung upaya Putri tersebut, sejumlah perhimpunan beranggotakan mahasiswa hingga lulusan Universitas Indonesia lainnya seperti Ikatan Alumni UI (ILUNI UI), Ikatan Alumni Fakultas Teknik UI (ILUNI FTUI), Kamuka Parwata Fakultas Teknik UI (KAPA FTUI), dan Yayasan KAPA FTUI.






