Mendikdasmen Siapkan Kurikulum Khusus untuk Pembelajaran Siswa di Wilayah Terdampak Bencana
JAKARTA, iNews.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti mengatakan bahwa pihaknya telah merancang kurikulum agar anak-anak sekolah di wilayah terdampak bencana, Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat bisa mengikuti kegiatan belajar pada 5 Januari 2026 mendatang.
Mu'ti menyebut, pihaknya ingin memastikan siswa di tiga provinsi di Sumatra itu bisa mengikuti pelajaran di sekolah.
"Meskipun memang karena kondisi berbeda-beda, maka mereka tidak harus belajar sebagaimana yang normal, artinya mereka boleh saja tidak pakai seragam, boleh saja mereka tidak pakai sepatu dan lainnya, termasuk kurikulum kita rancang secara khusus," ucap Mu'ti kepada wartawan di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Dia menambahkan, Kemendikdasmen telah memberikan bantuan untuk sekolah terdampak bencana, di Aceh diberikan bantuan school kit sebanyak 15.500, di Sumbar 5.000, dan Sumut 6.500, sehingga totalnya 27.000. Selain itu, terdapat bantuan tenda sebanyak 78 di Aceh, 22 di Sumbar, dan 47 di Sumut sehingga totalnya sebanyak 147.
"Kemudian ruang kelas darurat ada 100 di Aceh, kemudian Sumbar ada 30, Sumut 30 sehingga total 160. Lalu, dana operasional pendidikan darurat yang sudah kami serahkan seluruhnya ada Rp25.915.000.000, yakni di Aceh Rp11.295.000.000, di Sumbar Rp8.540.000.000, dan di Sumut Rp6.080.000.000," kata dia.
Dia menerangkan, dukungan psikososial pun telah disalurkan ke Aceh sebanyak Rp300 juta, Sumbar Rp200 juta, dan Sumut Rp200 juta sehingga totalnya sebanyak Rp700 juta.
Kemudian, untuk bantuan buku, di Aceh telah diberikan bantuan untuk 90.000 eksemplar buku, di Sumbar 70.000 eksemplar buku, dan di Sumut 50.000 eksemplar buku sehingga totalnya 212.000 eksemplar buku.
"Selanjutnya, kami juga memberikan bantuan untuk guru terdampak, ini ada datanya yang mungkin bisa kita baca, total untuk Aceh Rp15.722.000.000 untuk 7.861 guru. Kemudian di Sumbar Rp5.590.000.000 untuk 2.795 guru, kemudian di Sumut Rp11.566.000.000 untuk 5.783 guru," ucapnya.
"Kemudian Jawa Timur, khusus untuk Lumajang itu Rp56 juta untuk 28 guru. Totalnya adalah 16.467 guru yang menerima dan total yang sudah kami salurkan Rp32.934.000.000," tuturnya.
Dia menambahkan, bantuan untuk guru tersebut telah ditransfer langsung ke masing-masing guru dan hingga kini masih berproses. Sebab, ada beberapa yang membutuhkan waktu cukup lama karena jumlahnya cukup besar.









