Kaleidoskop 2025, Tragedi Memilukan Gunung Kuda Cirebon dan Ponpes Al-Khoziniy Sidoarjo
JAKARTA, iNews.id - Tahun 2025 menorehkan luka besar bagi Indonesia. Dua tragedi mengguncang Tanah Air, longsor mematikan di tambang galian C Gunung Kuda, Cirebon Jawa Barat dan ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziniy di Sidoarjo, Jawa Timur.
Kedua peristiwa ini bukan sekadar catatan statistik korban jiwa, melainkan bukti nyata rapuhnya sistem keselamatan kerja dan lemahnya pengawasan bangunan di negeri ini. Kedua tragedi tersebut menelan puluhan korban jiwa, meninggalkan trauma mendalam serta memicu konsekuensi hukum dan evaluasi kebijakan.
Kaleidoskop ini menegaskan bahwa bencana bukan hanya soal alam atau takdir, tetapi juga akibat kelalaian manusia dan lemahnya komitmen terhadap keselamatan.
Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon
Tragedi longsor di tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menjadi salah satu bencana paling mematikan di wilayah tersebut.
5 Hari Jaringan Putus, Korban Bencana Sumatera Kini Bisa Komunikasi Usai Polri Kirim Starlink
Peristiwa yang terjadi pada Jumat, 30 Mei 2025, pukul 10.00 WIB ini menewaskan 21 pekerja tambang hingga Senin, 2 Juni 2025, menurut data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Tebing tambang yang rapuh runtuh dan menimbun para pekerja. Pada hari pertama, tercatat 10 korban tewas, namun pencarian terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Kondisi tebing yang labil membuat operasi penuh risiko, bahkan sempat dihentikan karena pergerakan tanah berbahaya.
Selain korban jiwa, tragedi ini menimbulkan konsekuensi hukum. Polisi menetapkan Abdul Karim (59) dan Ade Rahman (35) sebagai tersangka atas kelalaian pengelolaan tambang.
BNPB menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi peringatan keras tentang risiko penambangan tanpa memperhatikan keselamatan dan kelestarian lingkungan. Pemerintah daerah bersama Kementerian ESDM kini mengevaluasi izin tambang serta menyiapkan langkah mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang.
Ambruknya Musala Ponpes Al-Khoziniy Sidoarjo
Senin, 29 September 2025, musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziniy di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tiba-tiba ambruk saat digunakan para santri. Peristiwa ini menimbulkan kepanikan besar dan korban jiwa dalam jumlah banyak.
Operasi SAR berlangsung intensif selama sembilan hari. Basarnas melaporkan 67 orang tewas, termasuk delapan bagian tubuh, serta 104 santri berhasil diselamatkan. BNPB menegaskan bahwa tragedi ini merupakan salah satu bencana kekagalan teknologi dengan korban terbesar sepanjang 2025.
Proses identifikasi jenazah dilakukan oleh Tim DVI Polda Jawa Timur, dengan 50 jenazah berhasil dikenali dan diserahkan kepada keluarga. Pendampingan psikososial bagi keluarga korban dan santri selamat terus dilakukan.
Penyebab runtuhnya bangunan masih dalam investigasi, melibatkan analisis struktur, material, dan faktor lingkungan. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Sidoarjo dan dunia pendidikan pesantren.
Pemerintah pusat dan daerah berkomitmen memberikan dukungan penuh, sekaligus mengevaluasi standar keamanan bangunan pesantren di seluruh Indonesia.
Dua peristiwa besar ini, longsor Gunung Kuda di Cirebon dan ambruknya musala Ponpes Al-Khoziniy di Sidoarjo menjadi catatan kelam kaleidoskop bencana Indonesia 2025. Keduanya menelan korban jiwa dalam jumlah besar, menimbulkan trauma sosial serta memicu evaluasi serius terhadap keselamatan kerja dan keamanan bangunan di Tanah Air.










