Harga Tiket Piala Dunia 2026 Mahal Banget, Laga Final Bisa Tembus Rp60 Juta Lebih
WASHINGTON DC, iNews.id - Piala Dunia 2026 akan digelar sekitar enam bulan lagi di Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. Namun, penggemar harus berpikir berulang kali jika ingin menonton langsung di stadion.
Pasalnya, harga tiket meroket, bahkan untuk partai final bisa menembus lebih dari 4.000 dolar AS atau setara lebih dari Rp60 juta.
Harga tersebut terungkap setelah FIFA meluncurkan fase terbaru penjualan tiket pekan ini. Seperti dilansir dari CNN, FIFA mengalokasikan tiket kepada asosiasi sepak bola nasional peserta melalui skema Participating Member Association (PMA). Skema ini memungkinkan federasi menjual tiket kepada suporter paling loyal melalui kelompok pendukung atau sistem loyalitas.
Football Supporters Europe (FSE), salah satu organisasi yang mewakili kepentingan suporter, terkejut dengan mahalnya harga tiket yang ditetapkan FIFA. FSE mendesak FIFA menghentikan sementara penjualan tiket hingga ada solusi yang menghormati tradisi Piala Dunia sebagai hiburan segala lapisan masyarakat.
Berdasarkan perhitungan FSE, seorang suporter loyal harus mengeluarkan setidaknya 6.900 dolar AS untuk mengikuti timnya sejak laga fase grup hingga final. Angka tersebut disebut hampir lima kali lipat dibanding biaya yang dikeluarkan pada Piala Dunia 2022 di Qatar.
Selain tiket, penggemar juga dibebani biaya perjalanan dan akomodasi yang tinggi.
Ambil contoh kondisi yang dialami pendukung timnas Inggris. Federasi Sepak Bola Inggris menginformasikan harga tiket laga pembuka Inggris melawan Kroasia dibanderol mulai 265 dolar AS. Jika Inggris lolos ke final, harga tiket termurah mencapai 4.185 dolar AS, sementara yang termahal menyentuh 8.680 dolar AS.
Situasi kian memberatkan karena pembayaran tiket harus dilakukan paling lambat awal 2026.
Sementara itu, FIFA mengklaim Piala Dunia 2026 akan menjadi turnamen yang terjangkau dengan menyediakan tiket murah mulai 60 dolar AS untuk fase grup. Namun tiket kategori murah itu tidak tersedia dalam alokasi PMA, sehingga suporter loyal justru harus membayar lebih mahal.
