Kamboja Tantang Thailand, Minta Bantuan Amerika-Malaysia Sediakan Citra Satelit
PHNOM PENH, iNews.id - Perdana Menteri Kamboja Hun Manet meminta bantuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim untuk mengakhiri konflik bersenjata negaranya dengan Thailand.
Salah satu yang disoroti Hun Manet adalah kesimpangsiuran informasi mengenai siapa pihak yang lebih dulu menyerang, militer negaranya atau Thailand.
Dalam posting-an di Facebook, dia mengusulkan penggunaan citra satelit AS dan Malaysia untuk secara transparan menentukan pihak mana yang lebih dulu melepaskan tembakan pada 7 Desember, hingga memicu perang besar di perbatasan. Citra satelit bisa diambil pada tanggal kejadian perang pertama kali dan dalam 24 jam berikutnya.
Dia yakin penggunaan citra satelit merupakan cara paling sederhana dan transparan untuk menentukan fakta sebenarnya.
Hun Manet menyampaikan usulan itu dalam percakapan telepon dengan Anwar Ibrahim dan Trump, masing-masing pada 11 dan 12 Desember, guna mendorong upaya kembali ke Deklarasi Damai Kuala Lumpur yang ditandatangani pada 26 Oktober lalu.
Dalam posting-an di Facebook, Hun Manet mengatakan percakapan dirinya dengan Anwar dan Trump fokus pada pencapaian gencatan senjata serta pemulihan dialog damai.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Anwar dan Trump atas upaya kedua pemimpin untuk mendukung perdamaian jangka panjang.
Pada kesempatan itu, Hun Manet menegaskan kembali sikap Kamboja yang tetap berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan melalui cara damai, sesuai semangat Deklarasi Damai Kuala Lumpur.









