Update Jumlah Pengungsi Bencana Sumatera Tembus Lebih dari 1 Juta Jiwa
JAKARTA, iNews.id - Update jumlah pengungsi bencana Sumatera resmi menembus lebih dari 1 juta jiwa per Senin (8/12/2025) sore berdasarkan laporan terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). BNPB mencatat total pengungsi di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar) telah mencapai 1.057.482 jiwa akibat banjir bandang dan longsor.
Lonjakan ini terjadi seiring penambahan pengungsi di sejumlah wilayah terdampak, terutama di Kabupaten Aceh Timur dan Bener Meriah.
Di balik kenaikan jumlah pengungsi bencana Sumatera, angka korban jiwa juga terus bertambah. BNPB melaporkan total 961 orang meninggal dunia di tiga provinsi tersebut per Senin (8/12/2025) sore.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Abdul Muhari, menyebut tim SAR gabungan menemukan 40 jenazah tambahan pada hari ini dibandingkan data sehari sebelumnya.
"Tim pencarian dan pertolongan yang dipimpin Basarnas, didukung tim gabungan itu berhasil menemukan 40 jenazah," kata Muhari dalam jumpa pers yang disiarkan YouTube BNPB dikutip Selasa (9/12/2025).
Rincian penemuan terbaru menunjukkan Aceh mengalami penambahan tertinggi dengan 23 jenazah, sehingga total korban meninggal di provinsi ini mencapai 389 jiwa. Di Sumut, penambahan 9 jasad membuat total korban meninggal menjadi 338 jiwa, sementara di Sumbar terdapat 8 jenazah tambahan sehingga total korban meninggal di provinsi tersebut kini 234 jiwa.
Kabar lebih baik datang dari sisi data korban hilang yang berangsur menurun setelah penemuan puluhan jenazah tersebut. BNPB mencatat total korban hilang berkurang dari 392 orang menjadi 293 jiwa per hari ini.
"Tentu saja tim gabungan di lapangan akan terus melakukan upaya semaksimal mungkin, seoptimal mungkin, agar jumlah korban yang saat ini masih hilang bisa kita minimalkan sedikit mungkin," kata Muhari.
Di sisi lain, lonjakan jumlah pengungsi bencana Sumatera membuat kondisi di posko-posko pengungsian kian kompleks. BNPB mengakui beban tugas posko utama meningkat tajam untuk memastikan kebutuhan dasar para penyintas dapat dipenuhi secara merata di seluruh titik pengungsian.
Abdul Muhari menegaskan bahwa prioritas saat ini adalah mengoptimalkan distribusi bantuan ke titik-titik pengungsian yang padat dan aksesnya sulit.
"Ini tentu saja menjadi tugas kami di posko utama untuk tetap mengoptimalkan distribusi bantuan, bisa memenuhi kebutuhan dasar di pengungsian," ucapnya.
Selain korban meninggal dan hilang, BNPB juga mencatat 4.200 orang mengalami luka-luka akibat bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera. Di saat bersamaan, ribuan infrastruktur publik mengalami kerusakan parah, memperberat penanganan darurat di lapangan.
Fasilitas vital yang rusak meliputi 1.300 fasilitas umum, 199 fasilitas kesehatan, dan 697 fasilitas pendidikan yang terdampak di berbagai titik. Kerusakan meluas hingga ke sarana sosial dan fasilitas penunjang aktivitas warga sehari-hari.
BNPB juga melaporkan 420 rumah ibadah dan 234 gedung atau kantor mengalami kerusakan, serta 405 jembatan terputus atau rusak berat. Kerusakan jembatan dalam jumlah besar ini secara signifikan menghambat distribusi logistik, mobilitas tim penyelamat, dan upaya pemulihan pascabencana bagi para pengungsi.
Di tengah besarnya jumlah pengungsi bencana Sumatera dan skala kerusakan infrastruktur, BNPB menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan dari pemerintah daerah, relawan, dan berbagai pihak lain agar seluruh penyintas dapat memperoleh bantuan, layanan dasar dan pemulihan yang layak.










