Jepang Diguncang Gempa M7,6, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Tak Terdampak

Jepang Diguncang Gempa M7,6, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Tak Terdampak

Terkini | inews | Selasa, 9 Desember 2025 - 03:01
share

TOKYO, iNews.id - Jepang kembali dilanda gempa besar berkekuatan magnitudo 7,6 yang mengguncang Prefektur Aomori pada Senin (8/12/2025) pukul 23.15 waktu setempat. Getaran kuat yang dirasakan luas hingga Hokkaido dan Iwate itu memicu peringatan tsunami, namun pemerintah memastikan fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tetap aman dan tidak mengalami gangguan.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) mencatat intensitas seismik berada di atas skala 6 di Kota Hachinohe, sebuah level yang menunjukkan guncangan sangat kuat dan berpotensi menimbulkan kerusakan signifikan. Titik pusat gempa berada pada kedalaman sekitar 50 km.

PLTN Dipastikan Aman

Di tengah kekhawatiran publik soal risiko nuklir pascagempa, Kihara menegaskan bahwa tidak ada gangguan pada PLTN Higashidori di Prefektur Aomori maupun PLTN Onagawa di Prefektur Miyagi. Pemerintah masih melakukan pengecekan tambahan pada fasilitas nuklir lainnya, namun laporan awal menunjukkan seluruh sistem berfungsi normal.

Kondisi ini menjadi kabar melegakan mengingat Jepang masih dibayangi trauma bencana nuklir Fukushima 2011.

Pemadaman Listrik Terbatas

Dua perusahaan listrik utama di wilayah utara Jepang, Hokkaido Electric Power dan Tohoku Electric Power, melaporkan sekitar 900 rumah mengalami pemadaman listrik. Tim teknis telah dikerahkan untuk mempercepat pemulihan pasokan.

Peringatan Tsunami dan Pengungsian Massal

Otoritas segera memerintahkan puluhan ribu penduduk di wilayah pesisir Aomori, Hokkaido, Iwate, Miyagi, dan Fukushima untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. JMA memperkirakan gelombang tsunami bisa mencapai 3 meter di beberapa wilayah pesisir.

Sementara itu, gelombang setinggi 20 hingga 70 sentimeter telah terpantau lebih awal di Kota Urakawa, Hokkaido, dan Pelabuhan Kuji di Prefektur Iwate. Meski tergolong kecil, kehadiran gelombang tsunami menegaskan risiko berkelanjutan dari gempa besar tersebut.

Operasi Darurat Pemerintah Jepang

Kepala Sekretaris Kabinet Minoru Kihara mengatakan pemerintah telah mengaktifkan kantor manajemen krisis di Kantor Perdana Menteri. Upaya pencarian, penyelamatan, dan penilaian kerusakan tengah berlangsung.

“Berdasarkan instruksi Perdana Menteri, kami mengerahkan semua sumber daya untuk menilai kerusakan, melakukan operasi pencarian dan penyelamatan, serta menerapkan langkah bantuan darurat dengan mengutamakan keselamatan nyawa manusia,” ujarnya, dikutip dari Japan Times.

Hingga saat ini, informasi terkait korban maupun kerusakan infrastruktur masih dalam tahap verifikasi.

Situasi Masih Dipantau Ketat

Dengan status peringatan tsunami masih berlaku untuk sejumlah wilayah dan potensi gempa susulan yang tinggi, pemerintah menyerukan masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi darurat.

Gempa besar ini kembali mengingatkan tantangan Jepang dalam menghadapi aktivitas seismik yang kerap terjadi, sekaligus menegaskan kesiapan negara tersebut dalam menjaga stabilitas fasilitas vital seperti PLTN di tengah bencana besar.

Topik Menarik