Teknologi CryoTech Tingkatkan Keberhasilan Program Bayi Tabung, Ini Penjelasannya
JAKARTA, iNews.id - Program In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung semakin populer di era modern seperti sekarang. Banyak orang secara terbuka menjalani IVF untuk bisa memiliki anak.
Meski tidak bisa menjamin 100 persen berhasil, program IVF terus diperbaharui dalam praktiknya, termasuk pemakaian teknologi mutakhir seperti CryoTech. Dengan pemanfaatan teknologi terbaru itu, keberhasilan bisa semakin tinggi.
"IVF sampai saat ini tidak bisa mencapai tingkat keberhasilan 100, karena yang namanya kehamilan itu sesuatu yang tidak mungkin dapat dikendalikan oleh manusia," ungkap Siska Hernando selaku Country Director Alpha Women's Specialist Indonesia, dalam keterangan resminya, Minggu (7/12/2025).
Namun, ada faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan IVF salah satunya pemanfaatan teknologi mutakhir, keahlian yang mumpuni dalam praktiknya, hingga pelayanan yang maksimal.
Nah, teknologi mutakhir yang kini mampu meningkatkan keberhasilan IVF adalah CryoTech dan telah diterapkan di Alpha Women's Specialist Indonesia. Teknologi apa itu?
Topan Super Fung-wong Terjang Filipina Setelah Kalmaegi, 100 Ribu Lebih Penduduk Dievakuasi
CryoTech merupakan teknologi dari Jepang yang memungkinkan pembekuan embrio atau blastosis, dan saat dicairkan kembali, tingkat keberhasilannya bisa mencapai 100 tetap sehat dan utuh.
"Di Malaysia, teknologi ini memberi kami 100 survival rate dan mendapatkan penghargaan dari Malaysia Book of Records. Teknologi yang sama diterapkan di Indonesia, sehingga pasien dapat merasakan standar yang sama," ungkap Siska.
Selain pemanfaatan teknologi, hal yang menentukan keberhasilan IVF adalah kolaborasi ahli dalam praktiknya. Maksudnya, dengan keahlian tim Indonesia dan Malaysia, keberhasilannya semakin tinggi.
Itu kenapa, di Alpha Women's Specialist Indonesia akan dihadirkan juga ahli-ahli dari Malaysia langsung.
"Kami menerapkan model bertahap. Jadi di fase awal, kami akan menghadirkan dua dokter ahli dari Malaysia. Tujuannya untuk transfer ilmu dan teknologi," kata Siska.
"Para dokter Malaysia itu akan bekerja berdampingan dengan dokter Indonesia, one by one mentorship. Rencananya, dalam kurun waktu 1 hingga 5 tahun, kami berharap dokter Indonesia sudah sepenuhnya mandiri dalam mengoperasikan IVF Center dan melayani pasien secara optimal," tambanya.

