Saksi Mata Ungkap Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Diduga Pelajar Korban Bullying
JAKARTA, iNews.id - Pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, diduga pelajar. Informasi ini disampaikan saksi mata ledakan yang mengakibatkan sedikitnya 55 korban luka-luka tersebut.
Saksi tersebut mengatakan, siswa tersebut diduga korban bullying atau perundungan di sekolah sehingga ingin balas dendam.
Sementara polisi belum memberikan keterangan terkait pelaku ledakan. Diketahui, pascaledakan, polisi telah mengamankan satu orang terduga pelaku ledakan. Namun, identitasnya belum diketahui.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri sebelumnya mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah-langkah penanganan pascaledakan. Polisi juga masih melakukan pendalaman.
"Lengkapnya akan saya sampaikan lagi, tapi saat ini menolong korban dulu," ujar Kapolda.
Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kompleks TNI AL Kodamar ini, terjadi saat Sholat Jumat, tepatnya ketika khotbah berlangsung. Informasi diperoleh, pukul 12.15 WIB, saat khotbah Jumat sedang berlangsung, tiba-tiba terdengar suara ledakan cukup keras dari arah belakang aula dan menimbulkan asap tebal di lokasi kejadian.
Ledakan yang diduga bersumber dari sound system tersebut menyebabkan kepanikan para siswa, guru dan pegawai sekolah di lokasi kejadian. Sejumlah siswa, guru dan pegawai luka-luka.
Pascaledakan, polisi telah turun ke SMAN 72, melakukan olah TKP dan sterilisasi area. Dari hasil penyisiran, polisi menemukan senjata rakitan dan bom molotov pascaledakan.
Sementara Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenko Polkam) Lodewijk Freidrich Paulus buka suara soal foto senjata api (senpi) terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut). Dia memastikan senpi itu hanya mainan.
"Ada gambar itu, tapi ternyata senjata mainan, bukan senjata beneran, setelah kami cek itu senjata mainan," kata Lodewijk di SMAN 72 Jakarta.
Dia menjelaskan Tim Forensik masih melakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebab insiden tersebut.
"Sementara ledakan, tim forensik masih bekerja, apakah itu ledakan atau apa," ujarnya.









