Danantara Hemat Uang Rp8,2 Triliun usai Hapus Tantiem Komisaris BUMN

Danantara Hemat Uang Rp8,2 Triliun usai Hapus Tantiem Komisaris BUMN

Ekonomi | inews | Jum'at, 17 Oktober 2025 - 04:31
share

JAKARTA, iNews.id - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara menghemat anggaran Rp8,2 triliun dari kebijakan menghapus tantiem untuk komisaris badan usaha milik negara (BUMN). Hal tersebut dipastikan setelah Danantara mengikuti aturan main perusahaan-perusahaan di tingkat internasional.

"Itu yang harus kita ubah secara tantiem dan segala dan sudah disebut sekarang secara publik kurang lebih di Danantara kita save kurang lebih Rp8,2 triliun yang sekarang uangnya bisa digunakan nantinya untuk investasi," ujar Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8 Economic Growth di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Pandu menerangkan alasan pihaknya menghapus tantiem BUMN. Pasalnya, fasilitas keuangan yang selama ini didapat komisaris BUMN jauh lebih tinggi dibanding perusahaan global.

"Jadi, kalau misalnya tadi perubahan dari sisi komisaris yang kita lakukan, karena kita komisaris-komisaris kita dibandingkan secara dunia, sorry to say, memang terlalu mahal," tuturnya.

Sementara itu, tantiem untuk direksi BUMN saat ini masih dipertahnakan. Hal tersebut karena tugas direksi memiliki pekerjaan yang lebih besar dari komisaris.

"Kalau direksi berbeda karena direksi harus bekerja. Jadi, ini penting, kita pingin semua perusahaan-perusahaan yang ada di Danantara melihat ke atas, bersaing ke atas," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen untuk memperbaiki tata kelola BUMN, salah satunya menghapus pemberian tantiem atau bonus komisaris BUMN.

Prabowo mengungkapkan, selama ini banyak aset dan potensi BUMN yang tercecer tanpa pengelolaan baik. Melalui konsolidasi aset di bawah pengelolaan Danantara, Indonesia kini memiliki kekuatan keuangan global yang signifikan.

Prabowo menyoroti praktik pemberian tantiem kepada komisaris BUMN yang dinilai tidak adil, terutama ketika perusahaan mengalami kerugian.

“Saudara tahu kemarin saya hilangkan apa itu tantiem. Tantiem itu rupanya bahasa Belanda, artinya bonus. Kenapa sih nggak pakai istilah sederhana, bonus gitu lho. Yang repot perusahaan rugi, dikasih bonus komisarisnya. Enak di lo, nggak enak di rakyat. No, coret!” kata Prabowo.

Topik Menarik