Dipamerkan ke Dunia, Seberapa Hebat Rudal Nuklir Antarbenua Korut Hwasong-20?
SEOUL, iNews.id - Korea Utara (Korut) kembali menggemparkan dunia dengan memamerkan rudal balistik antar-benua (ICBM) terbaru, Hwasong-20, dalam parade militer besar-besaran yang digelar untuk memperingati 80 tahun berdirinya Partai Pekerja, Jumat (10/10/2025) malam.
Pemimpin tertinggi Kim Jong Un menyaksikan langsung parade yang disebut sebagai unjuk kekuatan militer terbesar Korut dalam beberapa tahun terakhir.
Namun di balik sorotan megah parade dan klaim luar biasa dari media pemerintah Pyongyang, para analis militer dunia masih mempertanyakan seberapa hebat sebenarnya rudal Hwasong-20.
Klaim Korut: Bisa Jangkau Seluruh AS
Menurut laporan kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, rudal Hwasong-20 disebut sebagai senjata strategis nuklir paling canggih yang pernah dikembangkan Korut. Dengan kemampuan jangkauan antarbenua, Hwasong-20 diklaim mampu mencapai seluruh wilayah daratan Amerika Serikat, termasuk Washington DC dan New York.
Italia Segera Akui Negara Palestina
Jika benar, ini menandai lompatan besar dalam kemampuan nuklir Korut. Sebab sebelumnya, Hwasong-18 yang diuji tahun lalu saja baru diklaim mampu mencapai pesisir barat AS seperti California.
Ada Keraguan soal Akurasi
Meski memiliki jangkauan luar biasa, para pakar pertahanan masih meragukan sistem pemandu (guidance system) dan daya tahan hulu ledak (reentry vehicle) rudal tersebut.
Sistem itu harus cukup kuat untuk menahan suhu ekstrem saat proyektil memasuki kembali atmosfer bumi, titik paling kritis dalam peluncuran ICBM.
“Korut bisa menembakkan rudal sejauh ribuan kilometer, tapi apakah bisa sampai tepat di target dan meledak seperti yang diinginkan, itu pertanyaan besar,” ujar seorang analis pertahanan dari Seoul National University, dikutip Sabtu (11/10/2025).
Beberapa lembaga intelijen juga menilai kemampuan rudal tersebut lebih bersifat simbolis dan propagandis ketimbang benar-benar operasional.
Antara Pameran Kekuatan dan Diplomasi Tekanan
Peluncuran Hwasong-20 tidak bisa dilepaskan dari konteks politik global. Parade tersebut dihadiri oleh tokoh penting dari Rusia, China, dan Vietnam, termasuk Perdana Menteri China Li Qiang dan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Kehadiran mereka memperkuat dugaan bahwa Pyongyang sengaja menggunakan pameran rudal ini untuk menunjukkan kekuatan di hadapan sekutu dan menekan Amerika Serikat.
“Kim Jong Un tidak hanya ingin menunjukkan kemampuan militernya, tapi juga memanfaatkan momen ini untuk memperkuat posisinya dalam blok anti-Barat,” ujar seorang diplomat Asia Timur yang enggan disebut namanya.
Teknologi Lama dengan Sentuhan Baru
Beberapa analis militer menilai Hwasong-20 bukan sepenuhnya desain baru, melainkan pengembangan dari rudal Hwasong-18 dan Hwasong-15 yang sebelumnya diuji. Kemungkinan besar, rudal ini menggunakan bahan bakar padat generasi baru, yang memungkinkan peluncuran lebih cepat dan sulit dideteksi oleh satelit mata-mata AS.
Namun tanpa uji coba terbuka yang berhasil dan diverifikasi secara independen, kinerja nyata Hwasong-20 masih belum bisa dipastikan.
Ancaman atau Strategi Politik?
Bagi Korea Utara, pameran rudal seperti ini bukan hanya ajang unjuk teknologi militer, tetapi juga bagian dari strategi politik jangka panjang.
Dengan menunjukkan kemampuan serangan jarak jauh, Pyongyang ingin memaksa Washington untuk mengakui statusnya sebagai kekuatan nuklir sejajar, sekaligus memperkuat posisi tawar dalam negosiasi internasional.
“Parade ini lebih banyak tentang pesan politik daripada kesiapan perang,” tulis analis 38 North, lembaga pengamat Korut berbasis di AS.










