Iran Tangkap 21.000 Orang: Perang Lawan Israel Usai, Perburuan Agen Mossad Berlanjut
TEHERAN, iNews.id - Meski perang 12 hari antara Iran dan Israel berakhir pada 24 Juni lalu, ketegangan belum benar-benar reda. Iran kini fokus pada “perang bayangan” di dalam negeri, dengan mengumumkan penangkapan sekitar 21.000 orang setelah konflik tersebut.
Sebagian dari mereka dituduh sebagai mata-mata Mossad atau memberikan informasi strategis kepada Israel. Penangkapan besar-besaran ini menunjukkan bahwa pertempuran intelijen masih berlangsung sengit meski senjata sudah terdiam.
Kepolisian Iran menyebut operasi ini tak lepas dari meningkatnya kewaspadaan publik.
“Selama periode ini, jumlah panggilan ke polisi meningkat 41 persen, menunjukkan peningkatan bantuan dan kesadaran masyarakat dalam melaporkan kasus-kasus mencurigakan,” kata Juru Bicara Kepolisian, Montazer Al Mahdi, dikutip dari IRNA.
Israel sebelumnya melancarkan serangan udara besar-besaran pada 13 Juni, menargetkan fasilitas militer, nuklir, dan para ilmuwan Iran.
Amerika Serikat (AS) ikut turun tangan pada 22 Juni dengan menyerang tiga fasilitas nuklir utama, yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan. Padahal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menegaskan tak ada bukti Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.
Iran membalas dengan menghantam target militer Israel serta menyerang pangkalan Amerika Serikat di Al Udeid, Qatar. Meski akhirnya disepakati gencatan senjata melalui mediasi Qatar dan AS, Teheran tetap melanjutkan perburuan internal terhadap jaringan intelijen asing.
Bahkan sebelum perang, Iran sudah mengeksekusi mati sejumlah warganya yang terbukti menjadi agen Mossad. Ribuan orang lain juga ditangkap di berbagai provinsi dengan tuduhan direkrut untuk membuat kerusuhan di Teheran.
Dengan gelombang penangkapan terbaru, Iran seakan menegaskan pertarungan dengan Israel tidak berhenti di medan perang. Perang bayangan yang dimainkan melalui spionase, infiltrasi, dan kontra-intelijen, tampaknya baru saja dimulai.










