Komisi I DPR Soroti Kasus Prada Lucky Tewas Dianiaya: Komandannya Ikut Juga, Gila!

Komisi I DPR Soroti Kasus Prada Lucky Tewas Dianiaya: Komandannya Ikut Juga, Gila!

Terkini | inews | Selasa, 12 Agustus 2025 - 06:45
share

JAKARTA, iNews.id - Anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin meminta Polisi Militer Daerah Militer (Pom Dam) IX Udayana untuk mengungkap motif tersangka menghabisi nyawa Prada Lucky Chepril Saputran Namo. Apalagi, kata dia, para tersangka kini bertambah menjadi 20 prajurit tni.

"Iya perlu diungkap, mengapa sampai terjadi kejahatan bersama-sama? Kan itu (korban) cuma satu orang, ada apa? Kok sampai dikeroyok oleh puluhan orang. Tentara macam apa ya," ujar Hasanuddin saat dihubungi, Senin (11/8/2025).

Apalagi, kata Hasanuddin, terdapat satu perwira dari 20 prajurit yang ditetapkan tersangka. Dia tak habis pikir perwira yang juga menjabat komandan peleton Prada Lucky ikut terlibat. 

"Lalu komandannya di situ yang ikut juga. Gila juga kan," ujar Hasanuddin.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana menyampaikan, penyidik Pomdam Udayana telah menetapkan 20 prajurit sebagai tersangka atas kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo. Korban diduga tewas akibat dianiaya oleh seniornya.

"Kini ada 20 orang personel prajurit yang ditetapkan sebagai tersangka," ujar Wahyu di Mabes AD, Jakarta, Senin (11/8/2025).

Diketahui, saat awal penyelidikan, pihaknya lebih dulu menetapkan empat orang sebagai tersangka yakni Pratu AA, Pratu EDA, Pratu PNBS dan Pratu ARR. Kini, seluruh prajurit yang telah menjadi tersangka sudah ditahan.

Prada Lucky merupakan anggota TNI yang baru lulus pendidikan dua bulan. Setelah resmi menjadi anggota TNI, dia langsung ditempatkan di Batalyon Pembangunan 843.

Batalyon itu baru tiba di Nagekeo sekitar sebulan lalu untuk membantu pembangunan masyarakat di daerah itu.

Dari sejumlah foto dan video yang beredar, tubuh Prada Lucky dipenuhi lebam dan memar. Ada juga luka seperti tusukan di kaki dan belakang tubuhnya.

Korban sempat dilarikan ke Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo, Kabupaten Nagekeo, tapi kemudian dinyatakan meninggal pada Rabu 6 Agustus 2025.

Topik Menarik