Duduk Perkara Warga Cilodong Depok Demo Tolak Pembangunan Gereja

Duduk Perkara Warga Cilodong Depok Demo Tolak Pembangunan Gereja

Terkini | inews | Minggu, 6 Juli 2025 - 07:54
share

DEPOK, iNews.id - Warga RT 2 dan RT 5 RW 3, Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Depok menggelar aksi unjuk rasa pada Sabtu (5/7/2025). Mereka menolak pembangunan gereja di Jalan Palautan Eres.

Dalam aksinya, mereka membawa spanduk bertuliskan penolakan pembangunan gereja. 

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Kalibaru, Rudi Ardiansyah menjelaskan duduk perkara penolakan karena sejak awal tidak pernah ada sosialisasi pembangunan gereja ke warga sekitar. Selain itu, pemangku jabatan lingkungan tidak pernah diajak mediasi pihak GBKP Runggun Studio Alam.

"Kita sebagai pemangku jabatan lingkungan di bawah juga tidak pernah diajak untuk mediasi juga oleh pihak dari gereja juga. Di mana secara tidak langsung sekarang perizinan mereka sudah keluar, tanpa adanya persetujuan dari warga masyarakat juga. Di mana warga masyarakat masih menolak pendirian gereja tersebut,"  ujar Rudi kepada wartawan, Sabtu (5/7/2025).

Rudi menepis isu warga Kalibaru intoleran buntut aksi penolakan pembangunan gereja. Pasalnya, wilayahnya telah berdiri dua gereja yang berdampingan.

Dia mengatakan, warga mempermasalahkan perlakuan pihak gereja kepada masyarakat. 

"Ya dari awal belum pernah ada diskusi bersama warga masyarakat, yang saya sayangkan di situ," ucapnya.

Sementara itu, salah satu Ketua Bidang Gereja GBKP Studio Alam Depok, Zetsplayrs Tarigan menyebutkan pihaknya melakukan peletakan batu pertama setelah memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada 4 Maret 2025.

"Nah, jadi berdasarkan IMB tersebut, makanya kami lakukan peletakan batu pertama," ucap Tarigan. 

Dia menambahkan, pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan Camat Cilodong, Lurah Kalibaru, LPM dan pengurus lingkungan setempat pada Kamis (3/7/2025) lalu.

"Kami sudah ada kesepakatan. Ada kesepakatan bahwa gereja, pertama akan menghibahkan tanah ini untuk jalan, karena jalan ini hanya 1,5 meter, tapi kita ada 3,5 meter kita mau hibahkan untuk jalan ke komplek atau pun ke warga," jelasnya. 

Tarigan menyebut pihaknya akan membuat drainase, karena saat ini pembuangan air warga ke tanah milik gereja dan pembangunan menggunakan tiang sehingga tidak diurus. 

"Nah itu pun untuk menghindari jangan sampai warga kita kebanjiran. Jadi kita antisipasi masalah banjir, sehingga gereja itu kita akan bangun berdasarkan artinya pakai tiang," ungkapnya.

Topik Menarik