Ini Alasan Federasi Futsal Indonesia Kumpulkan Wasit dan Pelatih PFL di Malang
MALANG, iNews.id – Pro Futsal League (PFL) 2024-2025 kembali menjadi sorotan setelah beberapa insiden yang memicu perdebatan hangat. Untuk meredam gejolak dan menjaga kualitas kompetisi, Federasi Futsal Indonesia (FFI) menggelar pertemuan eksklusif antara wasit dan pelatih kepala di Malang. Forum diskusi ini bertujuan mengevaluasi kinerja wasit sekaligus menjembatani komunikasi antara kedua pihak yang kerap bersitegang selama pertandingan.
Deputi Sekjen FFI, Dirgantara Pangaribuan, menegaskan bahwa gelaran PFL musim ini memang dipenuhi insiden kecil yang sempat viral di media sosial. Menurutnya, fenomena viral tersebut membuat perlunya evaluasi lebih mendalam terhadap keputusan wasit di lapangan, sekaligus mengedukasi pelatih agar lebih memahami aturan resmi permainan, Law of The Game (LoTG).
“Sebenarnya forum diskusi ini sangat positif karena antusiasme masyarakat terhadap futsal saat ini luar biasa. Namun dengan perkembangan media sosial yang pesat, hal-hal kecil yang terjadi di lapangan bisa dengan cepat menjadi viral,” jelas Dirgantara usai pertemuan yang berlangsung Kamis malam (12/6/2025) di Hotel Solaris, Singosari, Kabupaten Malang.
Dirgantara menambahkan, insiden-insiden tersebut bukanlah kesengajaan dari wasit. Dia mengingatkan bahwa wasit juga manusia yang bisa melakukan kesalahan, terutama dalam pertandingan dengan intensitas tinggi.
Kesalahan-kesalahan tersebut seringkali menimbulkan protes dari pelatih maupun suporter. Oleh karena itu, diskusi ini berperan sebagai ruang untuk membangun pengertian dan komunikasi yang lebih baik antara wasit dan tim.
“Beberapa situasi yang terjadi sebenarnya bukan kesengajaan, melainkan bagian dari intensitas pertandingan yang tidak bisa dihindari. Tapi, karena viral di media sosial dan jadi bahan perbincangan pelatih, kita perlu buat forum komunikasi agar hal ini tidak membesar,” tegasnya.
Lebih jauh, Dirgantara menuturkan bahwa pertemuan ini difasilitasi oleh federasi futsal dan PSSI untuk mencari sudut pandang bersama antara wasit dan pelatih. Tujuannya adalah menciptakan pemahaman dua arah yang konstruktif, sehingga insiden serupa bisa diminimalisasi di masa depan.
“Kami ingin diskusi ini bukan menjadi ajang penghakiman wasit oleh pelatih, tapi justru memberikan pemahaman tentang keputusan yang diambil di lapangan. Wasit punya sudut pandang yang berbeda dengan pelatih, karena mereka memimpin pertandingan dengan pandangan yang lebih luas dan terkoordinasi,” imbuhnya.
Dirgantara juga menekankan pentingnya edukasi peraturan bagi semua pihak. Dengan pemahaman yang sama, kesalahpahaman dan protes yang tak perlu bisa dikurangi. Ia percaya dengan adanya komunikasi yang terbuka, kualitas kompetisi PFL dapat terus meningkat.
“Kami memahami bahwa pelatih selalu ingin yang terbaik untuk timnya dan kadang kala menilai keputusan wasit merugikan. Namun, lewat forum ini kita bisa jelaskan bagaimana LoTG sebenarnya berjalan dan apa yang menjadi pertimbangan wasit,” katanya.
Pertemuan ini menjadi langkah strategis dalam memperbaiki ekosistem futsal di Indonesia. Ke depannya, diharapkan evaluasi semacam ini tidak hanya berlangsung sesaat, melainkan menjadi tradisi yang rutin guna meningkatkan profesionalisme wasit dan harmoni antar pelaku di lapangan.