Kades Kohod Muncul ke Publik usai Heboh Pagar Laut Tangerang: Saya Minta Maaf
JAKARTA, iNews.id - Kepala Desa (Kades) Kohod, Arsin akhirnya muncul ke publik pada Jumat (14/2/2025). Namanya disebut-sebut dalam polemik pagar laut Tangerang, Banten.
Arsin menyesalkan situasi yang terjadi di wilayah Desa Kohod saat ini.
"Saya Arsin bin Asip secara pribadi maupun jabatan saya selaku kepala desa atas kegaduan yang terjadi di Desa Kohod, situasi tersebut tidaklah kita harapkan. Atas kegaduhan yang terjadi di Desa Kohod, situasi tersebut tidaklah kita harapkan," kata Arsin, dikutip Sabtu (15/2/2025).
Dia pun menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan tersebut.
"Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati saya ingin menyampaikan permohonan maaf saya yang terdalam, khusus kepada warga Desa Kohod dan serta seluruh warga negara Indonesia," tutur dia.
Dia juga mengaku menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Menurutnya, polemik pagar laut terjadi lantaran dirinya kurang pengetahuan dalam melayani selaku Kades Kohod.
"Evaluasi akan dilakukan agar hal-hal buruk dalam pelayanan masyarakat Desa Kohod di kemudian hari tidak terulang lagi," ujarnya.
Sebelumnya, Bareskrim Polri menaikkan kasus pagar laut Tangerang ke tahap penyidikan. Langkah itu dilakukan setelah Bareskrim melakukan gelar perkara.
Polri menemukan adanya dugaan tindak pidana pemalsuan penerbitan SHGB dan SHM di area pagar laut tersebut.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro menjelaskan, pihaknya telah melakukan serangkaian permintaan klarifikasi kepada sejumlah pihak di tahap penyelidikan.
"Dari hasil gelar, kami sepakat bahwa kami telah menemukan dugaan tindak pidana pemalsuan surat dan atau pemalsuan akta autentik, yang selanjutnya kami dari penyidik siap melaksanakan penyidikan lebih lanjut," kata Djuhandani di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2025).
Dia menegaskan, pihaknya bakal melaksanakan penyidikan secara profesional. Polisi akan melengkapi alat bukti sebelum menentukan tersangka dalam kasus itu.
"Kita cari dulu dalam proses penyidikan, karena sebelum kita menentukan tersangka dan lain sebagainya, kita tetap mengedepankan praduga tak bersalah, tapi pada prinsipnya kita sudah mempersiapkan untuk penyidikan lebih lanjut," kata Djuhandani.
Bareskrim juga telah menggeldah kantor dan rumah Arsin pada Senin (10/2/2025). Sejumlah barang bukti, termasuk alat-alat untuk pemalsuan dokumen, disita.