Pemimpin Tertinggi Iran Larang Negosiasi Nuklir dengan AS: Jika Mereka Serang, Kita Serang Balik!
TEHERAN, iNews.id - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melarang pemerintah melakukan negosiasi apa pun dengan Amerika Serikat (AS). Pernyataan itu disampaikan Khamenei beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump menyerukan negosiasi kesepakatan nuklir baru dengan Iran.
“Anda tidak boleh bernegosiasi dengan pemerintah seperti itu. Tidak bijaksana, tidak cerdas, tidak terhormat untuk bernegosiasi,” kata Khamenei, saat berbicara dengan komandan militer Iran, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (8/2/2025).
Khamenei menegaskan, Trump sebelumnya telah merusak, melanggar, dan menghancurkan kesepakatan nuklir 2015 yang juga diteken negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Prancis.
"Kita harus paham betul, mereka tidak boleh berpura-pura bahwa jika kita duduk di meja perundingan dengan pemerintah tersebut AS), masalah akan terpecahkan," kata Khamenei.
"Tidak ada masalah yang bisa terpecahkan melalui bernegosiasi dengan Amerika," katanya, sambil merujuk pada pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Jakarta Diprediksi Hujan Hari Ini
Khamenei juga memperingatkan AS jika negara itu mengancam Iran karena tak mau ke meja perundingan.
"Jika mereka mengancam, kita akan mengancam balik. Jika mereka mempraktikkan ancamannya, kita juga akan mewujudkan ancaman kita. Jika mereka menyerang negara kita, kita akan menyerang balik mereka tanpa ragu," ujarnya.
Iran berkali-kali menegaskan program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai dan membantah adanya rencana untuk mengembangkan bom atom.
Trump pada Rabu lalu mengusulkan perjanjian nuklir terverifikasi yang baru dengan Iran. Dia menegaskan Iran tak boleh memiliki senjata nuklir. Sebelum itu, Trump berjanji akan memberlakukan kembali tekanan maksimum terhadap Iran atas tuduhan bahwa negara itu berusaha mengembangkan senjata nuklir.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah AS pada Kamis mengumumkan sanksi keuangan terhadap individu maupun entitas Iran yang dituduh terlibat dapam pengiriman minyak mentah Iran senilai ratusan juta dolar ke China.
Iran mengecam sanksi tersebut sebagai tindakan ilegal. Sanksi tersebut tidak bisa dibenarkan dan bertentangan dengan aturan internasional.