Hamas Tak Akan Biarkan Tentara AS Masuk Gaza: Trump Harus Hormati Kedaulatan Kami!
ANKARA, iNews.id - Hamas berharap pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan mengambil alih Jalur Gaza serta merelokasi warganya bukan hal serius. Kelompok yang berkuasa di Gaza itu juga tak akan membiarkan pasukan AS memasuki wilayahnya.
"Kami berharap pernyataan ini tidak serius. Kami telah berjuang melawan penjajah Israel selama bertahun-tahun dan tentu saja, kami tidak akan membiarkan penjajahan baru," kata Juru Bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, kepada surat kabar Turki, Hurriyet, Sabtu (8/2/2025).
Dia juga menganggap pernyataan Trump itu tidak adil dan menghina rakyat Palestina.
Abu Zuhri lalu menegaskan tidak akan membiarkan pasukan Trump memasuki Gaza dengan alasan apa pun.
Hamas juga mengusulkan membentuk aliansi melawan perilaku Trump serta mencegahnya untuk berusaha menyerang Gaza.
"Aliansi ini harus menyampaikan pesan kepada Trump bahwa rakyat wilayah ini bukanlah properti dan jika ingin melindungi kepentingan AS, dia harus menghormati kedaulatan dan hak warganya," ujarnya, seperti dilaporkan kembali Sputnik.
Dia melanjutkan pernyataan Trump soal relokasi warga Gaza tidak akan memengaruhi pelaksanaan gencatan senjata tahap pertama.
"Pernyataan Trump tidak akan memengaruhi perjanjian gencatan senjata yang saat ini berada di tahap pertama," katanya.
Hamas juga belum bisa menilai dampak dari pernyataan tersebut terhadap pembicaraan gencatan senjata tahap kedua dengan Israel yang sedang berlangsung.
Pada Selasa lalu, Trump mengatakan bahwa AS akan mengambil alih Gaza. Menurut dia, warga Gaza enggan untuk meninggalkan wilayah yang hancur lebur itu karena tak memiliki alternatif tempat untuk pergi.
Dia ingin Yordania dan Mesir menampung warga Gaza selama rekonstruksi berlangsung, bahkan untuk jangka waktu yang panjang.
Pernyataan Trump itu dikecam banyak negara, termasuk sekuru-sekutunya di Eropa. Sekjen PBB Antonio Guterres bahkan menyebut rencana Trump untuk merelokasi warga Gaza sebagai pembersihan etnis.