Harga Minyak Mentah Naik 1 Persen Imbas Kekhawatiran Dampak Badai Terhadap Produksi AS
HOUSTON, iNews.id - Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 1 persen pada perdagangan, Kamis (12/9/2024). Kenaikan ini dipicu kekhawatiran atas dampak badai francine terhadap produksi Amerika Serikat (AS), meskipun prospek permintaan yang tidak baik membatasi kenaikan.
Minyak mentah Brent berjangka untuk November naik 94 sen atau 1,3 persen menjadi 71,55 dolar AS per barel. Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berjangka untuk Oktober naik 1 dolar AS atau 1,5 persen menjadi 68,31 dolar AS per barel.
Pada perdagangan kemarin, kedua minyak mentah acuan naik lebih dari 2 persen karena anjungan lepas pantai di Teluk Meksiko dan AS ditutup dan operasi kilang pesisir terganggu oleh badai francine di Louisiana selatan.
"Badai Francine kemungkinan telah mengganggu sekitar 1,5 juta barel produksi minyak AS, yang kami perkirakan akan mengurangi produksi September di Teluk Meksiko sekitar 50.000 barel per hari (bpd)," kata analis UBS dikutip dari Reuters , Kamis (12/9/2024).
Analis UBS juga memperkirakan harga minyak mentah Brent akan kembali naik di atas 80 dolar AS barel selama beberapa bulan mendatang.
Adapun hampir 39 persen minyak dan hampir setengah dari produksi gas alam di Teluk Meksiko berhenti beroperasi pada hari Rabu. Sebanyak 171 anjungan produksi dan tiga rig telah dievakuasi.
"Wilayah ini menyumbang sekitar 15 persen dari produksi minyak AS, dengan gangguan apa pun dalam produksi kemungkinan akan memperketat pasokan dalam waktu dekat," ucap Analis Pasar Senior di Phillip Nova, Priyanka Sachdeva.
Namun, dengan badai yang akan mereda setelah menerjang daratan, perhatian pasar minyak mulai beralih ke permintaan yang lebih rendah.
Pada hari Kamis, Badan Energi Internasional (IEA) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak tahun 2024 sebesar 70.000 barel per hari atau sekitar 7,2 persen menjadi 900.000 barel per hari, dengan alasan permintaan China yang melemah.
IEA mencatat, stok minyak AS naik secara keseluruhan minggu lalu karena impor minyak mentah meningkat dan ekspor menurun. Namun, tren jangka menengah tetap bearish untuk minyak mentah WTI, didukung oleh permintaan yang lemah dari China dan kekhawatiran pertumbuhan di AS.
Pada awal pekan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraannya untuk pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini dan memangkas ekspektasinya untuk tahun 2025. Kedua patokan minyak anjlok pada hari Selasa setelah revisi turun.