Status Bandara VVIP IKN Dicabut, Pesawat Komersial Boleh Mendarat
JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencabut status VVIP Bandara Nusantara atau Nusantara Airport. Saat ini, bandara tengah dibangun oleh Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan untuk melayani penerbangan komersial.
Hal ini sekaligus membatalkan rencana awal peruntukan Bandara VVIP di IKN digunakan untuk kegiatan atau aktivitas-aktivitas kenegaraan saja. Hal itu seperti yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 31 Tahun 2023 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Bandar Udara Very Very Important Person (VVIP) untuk Mendukung Ibu Kota Nusantara.
"Airport Nusantara nanti juga diperuntukan pesawat komersial. Jadi, bisa turun di Nusantara Airport," kata Jokowi dalam acara Groundbreaking Investasi PT Bank BCA di IKN, Senin (12/8/2024).
Jokowi menjelaskan pengoperasian Bandara Nusantara tersebut bertujuan untuk mempersingkat waktu mobilitas masyarakat yang hendak mengunjungi IKN. Bahkan dengan beroperasinya bandara tersebut, waktu tempuh ke Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) hanya sekitar 15 menit.
"Kalau dari Medan kesini, Jakarta kesini (IKN), Bandung, Surabaya, Papua, langsung ke IKN, turun di Nusantara Airport, itu kesini (KIPP) hanya 15 menit," ucap Jokowi.
Dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Nusantara Airport nantinya akan mampu melayani penerbangan langsung dari Indonesia - Eropa.
Menhub menjelaskan hal ini berdasarkan spesifikasi rancangan konstruksi yang dibuat. Sebab panjang landasan pacu yang dibangun lebih besar yaitu 3.000 meter dibandingkan spesifikasi bandara pada umumnya di Indonesia 2.200 - 2.400 meter.
Perbedaan panjang landasan pacu inilah, yang menurut Menhub menjadi salah satu kriteria untuk menerbangkan pesawat langsung Indonesia - Eropa. Meskipun, masih banyak kriteria lainnya menyangkut jenis pesawat, dan lain sebagainya.
"Kalau yang ada di Balikpapan itu kan 2.400 meter(runway), itu terbangnya bisa paling banter 6-8 jam, kalau ini (Bandara IKN) bisa belasan jam, jadi itu potensial dan kita bangun 3.000 meter," kata Budi di Jakarta (1/8).