Insentif Mobil Hybrid Batal Terwujud, Ini Tanggapan Toyota
JAKARTA, iNews.id - Pemerintah dipastikan tidak akan mengeluarkan kebijakan baru untuk industri otomotif tahun ini. Artinya tak akan ada insentif mobil hybrid seperti yang diharapkan sejumlah produsen mobil di Tanah Air.
Menanggapi hal tersebut, Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan, pihaknya akan mendukung seluruh kebijakan pemerintah. Tapi, dia memastikan pihaknya akan terus berkomunikasi dengan pihak terkait mengenai regulasi yang tepat untuk industri otomotif.
"Sebagai perusahaan yang berkomitmen mendukung perkembangan industri otomotif Indonesia, Toyota menghormati keputusan pemerintah dan terus berkomunikasi secara konstruktif dengan pihak berwenang terkait kebijakan maupun regulasi yang ada. Tentu regulasi sifatnya dinamis tergantung situasi dan kondisi terbaru," ujar Anton melalui pesan singkatnya, Rabu (7/8/2024).
Dalam pameran GIIAS 2024, kendaraan elektrifikasi termasuk Hybrid EV mencatatkan total SPK 1.724 unit atau 27 persen dari total penjualan Toyota di GIIAS 2024. Komposisi ini meningkat 5 persen dari GIIAS tahun lalu.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekenomian) Airlangga Hartarto menjelaskan, alasan pemerintah tak mewujudkan insentif mobil hybrid karena aturan yang berlaku saat ini sudah cukup untuk mendorong penjualan kendaraan jenis tersebut. Itu berarti belum dibutuhkan kebijakan baru untuk menarik masyarakat dalam memboyong mobil hybrid.
"Kalau kita lihat penjualan dari mobil hybrid hampir dua kali penjualan BEV. Jadi sebenarnya product hub hybrid itu sudah berjalan dengan mekanisme yang ada sekarang," ujarnya.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto memberi respons terhadap kebijakan itu dengan meminta setiap produsen harus berjuang sendiri dalam meningkatkan penjualan. Di sisi lain, insentif mobil hybrid diyakini bakal membuat penjualan mengalami peningkatan. "Ya, harus diterima dan para APM harus cari upaya lain utk dapat meningkatkan angka penjualan," katanya.
Pada kesempatan sebelumnya, Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi mengakui penjualan mobil hybrid setiap tahun menunjukkan peningkatan sinifikan. Pada 2022, kendaraan HEV terjual 10.000 unit, dan pada 2023 meningkat menjadi 55.000 unit.
Sementara pada Januari-Juni 2024, Gaikindo mencatatkan penjualan mobil hybrid tembus 32.000 unit. Artinya, dalam enam bulan ke depan, kendaraan jenis ini memiliki potensi menyentuh penjualan hingga 70.000 unit.
"Kalau saya lihat, mungkin mobil hybrid di akhir tahun ini bisa (terjual) sekitar 65-70 ribu unit. Berarti ada peningkatan lagi," ujar di ICE BSD, Tangerang, belum lama ini.
Berdasarkan data wholesales Gaikindo mencatat penjualan mobil nasional 408.012 unit pada semester pertama 2024. Dari angka tersebut, sebanyak 24.775 unit atau 6 persen adalah mobil hybrid.
Berikut 10 mobil hybrid terlaris pada Semester pertama 2024:
1. Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid: 10.074 unit
2. Suzuki XL7 Hybrid: 4.945 unit
3. Suzuki Ertiga Hybrid: 2.391 unit
4. Toyota Yaris Cross Hybrid: 2.077 unit
5. Honda CR-V e:HEV: 1.639 unit
6. Toyota Alphard Hybrid: 1.075 unit
7. Lexus LM 350h: 816 unit
8. Lexus RX 350h: 476 unit
9. Wuling Almaz Hybrid: 319 unit
10. Toyota Vellfire Hybrid: 210 unit