Kisah Hubungan Kekerabatan Penguasa Kerajaan Sunda Galuh dengan Sriwijaya-Majapahit

Kisah Hubungan Kekerabatan Penguasa Kerajaan Sunda Galuh dengan Sriwijaya-Majapahit

Terkini | inews | Kamis, 9 Mei 2024 - 06:36
share

JAKARTA, iNews.id - Kerajaan Sunda memiliki hubungan erat dengan Sriwijaya dan Majapahit. Konon, ada beberapa Raja Sunda Galuh yang berkuasa merupakan keturunan dari Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.

Meski kedua kerajaan itu berbeda periode, namun cukup akrab dan memiliki hubungan dengan Kerajaan Sunda sejak 669. Raja Prabu Detya Maharaja Sri Jayabupati merupakan Raja Sunda, yang masih keturunan Sanghyang Ageng.

Ibu Sri Jayabupati ini merupakan keturunan putri Kerajaan Sriwijaya dan masih kerabat dekat dengan Raja Wurawuri. Permaisuri Sri Jayabupati merupakan putri Dharmawangsa Teguh dari Kerajaan Medang Mataram Kuno, periode Jawa Timur dan masih adik kandung Dewi Laksmi, istri Raja Airlangga.

Pernikahannya itu, Jayabupati mendapat anugerah gelar dari mertua, yakni Dharmawangsa, gelar itulah yang tercatat di Prasasti Cibadak.

Dikutip dari buku, Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada menjelaskan, hubungan darah dengan Sriwijaya dan Medang ini, Jayabupati tidak bisa berbuat banyak saat kedua kerajaan terlibat peperangan.

Puncaknya pada 1016, Raja Wurawuri menyerang Medang, di bawah pemerintahan Dharmawangsa Teguh yang dikenal dengan Peristiwa Mahapralaya, tetapi ia harus bersikap netral.

Sementara hubungan Kerajaan Sunda Galuh dengan Kerajaan Majapahit dipengaruhi Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu yang memiliki putra mahkota bernama Rakryan Jayadarma berkedudukan di Pakuan.

Rakryan Jayadarma ini merupakan menantu Mahisa Campaka yang pernah memerintah Kerajaan Singasari. Kemudian Rakryan Jayadarma menikah dengan Dyah Lembu Tal dan memiliki anak bernama Nararaya Sanggamawijaya atau yang dikenal dengan Raden Wijaya atau Dyah Wijaya yang lahir di Pakuan.

Setelah Jayadarma wafat di usia muda, dikisahkan pada Pustaka Rajya - Rajya I Bhumi Nusantara Parwa II sarga 3, Raden Wijaya dan ibunya kembali ke Jawa Timur.

Pada Babad Tanah Jawa, Dyah Wijaya dikenal dengan Jaka Sesuruh dari Pasundan. Sebagai keturunan Jayadarma, Wijaya merupakan penerus takhta Kerajaan Sunda yang sah, yakni jika Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu meninggal, kematian Jayadarma mengosongkan kedudukan putra mahkota.

Dasarnya, karena Jaka Sesuruh yang seharusnya menjadi raja Sunda justru menjadi pendiri kerajaan baru Majapahit dan menjadi raja pertamanya.

Topik Menarik