Bahas Bencana Sumatera, Prabowo: Negara Tak Boleh Kalah dari Kepentingan Korporasi
IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto mengatakan ada pembelajaran penting dari bencana yang terjadi di Sumatera yaitu perlunya negara bersikap tegas dalam mengelola sumber daya dan tidak tunduk pada kepentingan segelintir pihak, termasuk korporasi.
Hal itu disampaikan Prabowo saat menutup Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, dikutip Selasa (16/12/2025).
Menurut Prabowo, salah satu pelajaran besar yang harus diambil yaitu pentingnya pengelolaan sumber daya nasional secara disiplin. Ia menyoroti masih banyaknya kebocoran yang terjadi akibat praktik ilegal seperti pembalakan hutan, pertambangan ilegal, dan penyelundupan yang berdampak besar terhadap ekonomi dan lingkungan.
“Pelajaran yang kita simak dari ini semua bahwa kita perlu benar-benar mengelola sumber daya kita. Banyak sekali sumber daya kita yang bocor sedikit demi sedikit kita tutup,” kata Prabowo.
Presiden juga menegaskan bahwa penegakan hukum harus dilakukan secara serius, termasuk terhadap aparat yang terlibat atau melindungi kegiatan ilegal.
“Saya harap Panglima TNI dan Kapolri benar-benar menindak aparat-aparatnya yang melindungi kegiatan penyelundupan ini dan juga kegiatan-kegiatan ilegal, pelanggaran hukum, ini harus kita hadapi dengan serius,” ujarnya.
Dalam konteks kebijakan nasional, Prabowo menekankan bahwa arah pengelolaan ekonomi dan sumber daya harus kembali pada amanat Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Ia mengingatkan bahwa negara tidak boleh kalah oleh kepentingan korporasi.
“Tidak boleh ada korporasi yang mengalahkan negara. Kita butuh korporasi, kita butuh dunia usaha swasta, tetapi dia tidak boleh mengatur negara dan mengalahkan negara,” kata Prabowo.
Prabowo menegaskan bahwa bumi, air, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” ucapnya.
Presiden juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengambil langkah tegas dengan mencabut dan menguasai kembali jutaan hektare lahan konsesi serta menghentikan sementara penerbitan izin baru di sektor kehutanan dan pertambangan untuk dilakukan evaluasi menyeluruh.
“Pemerintah sudah 4 juta hektare sudah kita kuasai kembali, sudah kita cabut, dan tahun ini tidak ada satu pun izin yang dikeluarkan atau diperpanjang,” kata Prabowo.
Ia menegaskan bahwa konsesi yang disalahgunakan dan tidak memberikan manfaat bagi kepentingan nasional tidak boleh dibiarkan.
“Kalau mereka yang megang konsesi menyalahgunakan, mengambil keuntungan tetapi keuntungannya dibawa ke luar negeri dan tidak ditaruh di dalam negeri, itu merugikan kepentingan nasional dan kepentingan rakyat Indonesia,” ujarnya.
Menutup arahannya, Prabowo mengajak seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat untuk bergotong royong membangun kemakmuran bersama serta memastikan negara hadir dan berpihak kepada rakyat.
“Tidak boleh segelintir orang menikmati kekayaan Indonesia. Rakyat masih banyak yang susah,” tegas Prabowo.
Prabowo juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas di lapangan, termasuk TNI, Polri, tenaga kesehatan, dan aparatur negara yang bekerja di tengah risiko demi melindungi rakyat.
“Saya bangga saya sekarang menjadi Presiden Republik Indonesia, saya punya pemerintah, saya punya petugas di lapangan yang semua bekerja untuk rakyat,” kata dia.
(Febrina Ratna Iskana)










