Harga Minyak Turun, Pasar Fokus ke Ukraina dan The Fed

Harga Minyak Turun, Pasar Fokus ke Ukraina dan The Fed

Ekonomi | idxchannel | Rabu, 10 Desember 2025 - 07:34
share

IDXChannel - Harga minyak dunia terkoreksi pada Selasa (9/12/2025) setelah turun 2 persen pada hari sebelumnya.

Investor mencermati perkembangan pembicaraan damai untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina, kecukupan pasokan, serta keputusan suku bunga AS yang segera diumumkan.

Kontrak Brent ditutup melemah 0,88 persen ke USD61,94 per barel. West Texas Intermediate (WTI) turun 1,07 persen menjadi USD58,25 per barel.

Kedua kontrak minyak tersebut anjlok lebih dari USD1 per barel pada Senin setelah Irak memulihkan produksi di ladang minyak West Qurna 2 milik Lukoil, salah satu yang terbesar di dunia.

Melansir dari Reuters, pemerintah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan menyerahkan rencana perdamaian yang telah direvisi kepada AS setelah pertemuan di London antara Zelensky dan para pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris.

Perdamaian antara Ukraina dan Rusia dapat membuka peluang pencabutan sanksi internasional terhadap perusahaan-perusahaan Rusia dan membebaskan pasokan minyak yang selama ini terhambat.

“Banyak pelaku pasar menilai Rusia belum serius dengan perjanjian damai dan hanya membeli waktu,” ujar presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow.

Pasokan listrik pada Selasa padam untuk sekitar separuh warga ibu kota Ukraina, Kyiv, setelah serangan terbaru Rusia terhadap infrastruktur energi negara tersebut.

Dalam upaya menekan pendapatan minyak Moskow, negara-negara G7 dan Uni Eropa tengah membahas penggantian batas harga ekspor minyak Rusia dengan larangan penuh layanan maritim, menurut sumber yang mengetahui isu ini.

Kargo minyak di laut yang meningkat 2,5 juta barel per hari sejak pertengahan Agustus dan masih terus naik, tetap menekan harga minyak, kata Bjarne Schieldrop, kepala analis komoditas SEB.

“Satu-satunya alasan Brent belum turun lebih cepat dan lebih dalam adalah sanksi AS terhadap Rosneft dan Lukoil,” ujarnya.

Laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA) diperkirakan memberi petunjuk soal prospek pasokan global.

“Penggerak pasar berikutnya kemungkinan laporan bulanan pasar minyak IEA untuk Desember yang dirilis pada 11 Desember, yang dalam proyeksinya menyoroti potensi surplus rekor pada 2026,” kata analis pasar senior OANDA, Kelvin Wong.

Jika IEA kembali menyoroti risiko surplus dalam laporan Desember, harga WTI berpotensi bergerak turun menguji area penopang di kisaran USD56,80-USD57,50 per barel, tambahnya.

Persediaan minyak mentah AS turun 4,78 juta barel pekan lalu, sementara stok bensin naik 7 juta barel dan persediaan distilat bertambah 1,03 juta barel, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute pada Selasa.

Data mingguan dari Energy Information Administration (EIA) akan dirilis pada Rabu.

Keputusan kebijakan Federal Reserve (The Fed) pada Rabu juga menjadi perhatian, dengan pasar memperkirakan peluang 87 persen untuk pemangkasan suku bunga seperempat poin.

Suku bunga yang lebih rendah pada umumnya menjadi pendorong positif bagi permintaan minyak karena menurunkan biaya pinjaman, meski sejumlah analis menilai dampaknya terhadap harga minyak saat ini masih terbatas. (Aldo Fernando)

Topik Menarik