Optimalkan Bisnis, Perusahaan Ini Kelola Jalur Logistik Batu Bara Terpanjang di Sumatera Selatan

Optimalkan Bisnis, Perusahaan Ini Kelola Jalur Logistik Batu Bara Terpanjang di Sumatera Selatan

Terkini | idxchannel | Selasa, 9 Desember 2025 - 19:04
share

IDXChannel – Perusahaan jasa logistik pertambangan, PT Titan Infra Sejahtera (TIS), akan meningkatkan kapasitas pelabuhan batu bara dari saat ini berkapasitas 34 juta ton menjadi 45 ton per tahun.

Pelabuhan khusus batu bara yang dikelola anak usaha TIS yakni PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) itu menjadi salah satu fasilitas pendukung industri batu bara di kawasan Sumatera Selatan (Sumsel). 

Selain itu, TIS melalui anak usahanya PT Servo Lintas Raya (SLR), juga mengoperasikan jalan khusus bagi logistik batu bara (hauling road) sepanjang 118 kilometer berkapasitas 50 juta ton. Jalan ini menghubungkan wilayah Kabupaten Lahat, Muara Enim dan Penukal Abab Lematang Ilir.  Kedua daerah ini dikenal sebagai lumbung batu bara di Sumatera Selatan.

“Selain meningkatkan kualitas jalan angkut, Titan Infra Sejahtera juga menerapkan strategi pertumbuhan dengan membangun jalan pengumpan (feeder road) untuk menjangkau area tambang yang belum terkoneksi jalan SLR,” ujar Direktur Compliance Titan Infra Sejahtera, Eddy Rizal Umar, saat berbincang di Jakarta, Selasa (9/12/2025).

Saat ini, kata Eddy, TIS merupakan penyedia infrastruktur dan layanan logistik batu bara terintegrasi terbesar dan terpanjang di Sumatera Selatan. Keberadaan perusahaan, kata dia, turut mendorong dan membuka lebar potensi batu bara yang belum dieksploitasi secara optimal.

Diketahui, Provinsi Sumatera Selatan memiliki cadangan batu bara melimpah sebanyak 9,3 miliar ton, namun volume produksi batu bara hanya sekitar 100 juta ton per tahun. Sebagai perbandingan, total produksi batu bara di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan mencapai 687 juta ton pada 2024.

“Sumatera Selatan ini menghadapi tantangan logistik pengangkutan batu bara dari tambang menuju pelabuhan karena jarak yang cukup jauh. Apalagi tahun depan kendaraan pengangkut batu bara akan dilarang menggunakan jalan konvensional,” ujarnya.

Menurut Eddy, TIS berada pada posisi strategis sebagai penyedia infrastruktur logistik batu bara terbesar, terintegrasi, terpanjang dan paling kritikal di Sumatera Selatan. Dengan potensi cadangan yang sangat besar dan rencana ekspansi yang agresif, TIS memiliki prospek pertumbuhan kuat dalam lima tahun ke depan serta berperan penting dalam mendukung pemanfaatan energi nasional secara efisien dan berkelanjutan.

”Kami menyadari kebutuhan para pelaku industri tambang batu bara di Sumatra Selatan untuk tumbuh dan meningkatkan volume produksinya. Karena itu, kami sangat siap mendukung dengan menyediakan infrastruktur logistik batu bara yang andal dan terintegrasi,” tambah Direktur Titan Infra Sejahtera Victor B Tanuadji. 

Untuk mengantisipasi pertumbuhan volume produksi di Sumatra Selatan, PT Titan Infra Sejahtera berkomitmen meningkatkan layanan logistik dan infrastruktur. Saat ini, Perseroan sedang meningkatkan kualitas jalan angkut batu bara SLR secara bertahap dari jalan gravel menjadi jalan chipseal.

“Jalan angkut chipseal memangkas waktu tempuh hingga 50 persen dari sebelumnya 7-8 jam menjadi hanya 3-4 jam per trip. Waktu tempuh lebih cepat berarti lebih hemat BBM (bahan bakar minyak), kualitas jalan lebih mulus juga mengurangi biaya pemeliharaan truk,” katanya.

Sekadar informasi, saat ini Titan Infra Sejahtera memberikan layanan logistik dan infrastruktur bagi sejumlah pelanggan besar seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Mustika Indah Permai (MIP) yang merupakan anak usaha PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Manambang Muara Enim (MME) and PT Duta Bara Utama (DBU).

(Yanto Kusdiantono)

Topik Menarik