BMKG Deteksi Ada Potensi Siklon Tropis di Indonesia Saat Nataru, Ini Dampaknya
IDXChannel - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi potensi munculnya bibit siklon atau siklon tropis di bagian selatan Indonesia selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani mengungkapkan, ada fenomena atmosfer selama periode libur Nataru.
"Ada beberapa fenomena atmosfer yang aktif, yaitu dimulai dari Monsun Asia, Madden Julian Oscillation (MJO), kemudian gelombang atmosfer, dan adanya potensi bibit siklon atau siklon tropis, terutama nanti dominannya di bagian selatan wilayah Indonesia, La Nina lemah, dan IOD (Indian Ocean Dipole) negatif," ujarnya saat Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi V DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/12/2025).
Teuku Faisal mengungkapkan, fenomena atmosfer selama Nataru itu berpotensi meningkatkan intensitas curah hujan, terkhusus pada pekan kedua Desember 2025 hingga pekan pertama Januari 2026. Aktifnya gelombang Rossby dan Kelvin berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, dan Papua.
"Serta MJO yang meningkatkan potensi hujan intensitas tinggi hingga sangat tinggi terutama Jawa, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi, Papua," kata Teuku.
Pada periode Nataru, BMKG juga memantau adanya bibit siklon di sekitar wilayah Indonesia yang terus dimonitor oleh Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG. "Yang pertama 93W di Laut Filipina, dalam 3 sampai 4 hari ke depan ini cenderung melemah dan harapan kita agar tidak terlalu banyak memengaruhi kondisi cuaca di Indonesia," kata dia.
"Selanjutnya di bagian selatan, ada bibit siklon 91S di Samudra Hindia Barat Sumatera. Sirkulasi siklonik ini juga terjadi di Barat Aceh dan juga di Barat Lampung, Kalimantan Barat, dan Laut Arafuru. Potensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan intensitas hujan di sekitar wilayah tersebut," ujarnya.
(Dhera Arizona)










