Cermati 7 Strategi Cerdas Menyisihkan Profit Bisnis untuk Dana Pensiun
IDXChannel - Sebagai pemilik bisnis, Anda mungkin fokus pada pertumbuhan usaha dan peningkatan omzet. Namun, satu hal yang sering terlupakan adalah perencanaan dana pensiun. Tidak seperti karyawan tetap yang mendapat jaminan pensiun dari perusahaan atau pemerintah, pengusaha perlu membangun dana pensiun secara mandiri.
Strategi Cerdas Menyisihkan Profit Bisnis untuk Dana Pensiun
Berikut adalah strategi menyisihkan profit bisnis untuk dana pensiun yang bisa Anda cermati:
1. Tentukan Tujuan dan Estimasi Kebutuhan Dana Pensiun
Langkah awal yang krusial adalah menentukan berapa dana pensiun yang dibutuhkan. Anda perlu memproyeksikan usia pensiun, estimasi biaya hidup bulanan, durasi masa pensiun, serta mempertimbangkan inflasi.
Misalnya, jika Anda berencana pensiun di usia 60 dan berharap hidup sampai usia 85, berarti Anda harus mempersiapkan biaya hidup selama 25 tahun. Dengan memiliki target angka yang jelas, Anda bisa lebih mudah menyusun strategi keuangan dan menghitung berapa profit bisnis yang perlu disisihkan setiap bulan atau tahun.
2. Sisihkan Persentase Tetap dari Laba Bersih Secara Konsisten
Disiplin adalah kunci utama dalam membangun dana pensiun. Salah satu cara paling praktis adalah menyisihkan persentase tertentu dari laba bersih bisnis setiap bulan, misalnya 10 persen hingga 30 persen. Jika laba bersih bulan ini adalah Rp20 juta dan Anda menyisihkan 20 persen, maka Rp4 juta langsung dialokasikan ke dana pensiun. Dengan menetapkan persentase tetap, Anda tidak tergantung pada perasaan atau kondisi bisnis sesaat sehingga dana pensiun tetap tumbuh meski pendapatan naik turun.
3. Buat Rekening atau Instrumen Khusus untuk Dana Pensiun
Agar dana yang sudah disisihkan tidak tercampur dan terpakai untuk keperluan operasional bisnis, sangat disarankan untuk memisahkan dana pensiun ke dalam rekening atau instrumen investasi khusus.
Anda bisa membuka akun reksa dana pensiun, DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), atau bahkan membeli instrumen jangka panjang seperti emas atau obligasi. Memisahkan dana secara fisik membantu Anda menjaga fokus dan disiplin, sekaligus memudahkan pemantauan pertumbuhan nilai aset pensiun.
4. Gunakan Otomatisasi Setoran Dana Pensiun
Untuk memastikan konsistensi dalam menabung, manfaatkan fitur otomatis dari perbankan atau platform investasi. Anda bisa mengatur agar setiap tanggal tertentu dana dari rekening bisnis secara otomatis ditransfer ke rekening pensiun.
Cara ini efektif menghindari kelalaian, rasa malas, atau tergoda untuk menggunakan dana tersebut untuk hal lain. Otomatisasi juga membantu menabung tanpa harus berpikir ulang setiap bulan.
5. Tingkatkan Kontribusi Saat Laba Meningkat
Saat bisnis tumbuh dan profit meningkat, jangan hanya meningkatkan gaya hidup atau ekspansi. Luangkan waktu untuk mengevaluasi dan meningkatkan kontribusi dana pensiun Anda.
Misalnya, dari semula menyisihkan 10 persen bisa dinaikkan menjadi 15 persen atau 20 persen. Dengan begitu, Anda bisa mencapai target dana pensiun lebih cepat atau memiliki buffer keuangan lebih besar saat pensiun nanti.
6. Diversifikasikan Investasi Dana Pensiun
Menyimpan dana pensiun hanya dalam bentuk tabungan biasa tidak cukup karena nilainya bisa tergerus inflasi. Sebaiknya dana tersebut diinvestasikan secara terdiversifikasi, misalnya di reksa dana pasar uang, saham, obligasi pemerintah, dan emas. Diversifikasi membantu menyeimbangkan antara risiko dan keuntungan, serta memaksimalkan pertumbuhan dana dalam jangka panjang.
7. Evaluasi dan Sesuaikan Strategi Secara Berkala
Kondisi bisnis dan keuangan pribadi bisa berubah dari waktu ke waktu. Karena itu, penting untuk secara rutin, misalnya setiap enam bulan atau setahun sekali mengevaluasi strategi dana pensiun Anda.
Apakah target masih realistis? Apakah kontribusi perlu ditambah? Bagaimana performa investasi? Dengan evaluasi rutin, Anda bisa mengadaptasi strategi sesuai kondisi terbaru, sehingga tetap berada di jalur yang tepat menuju pensiun yang aman dan nyaman.
Menyisihkan profit bisnis untuk dana pensiun bukan beban, melainkan investasi untuk masa depan. Dengan strategi yang tepat mulai dari perhitungan kebutuhan, menyisihkan dana secara rutin, hingga memilih instrumen investasi yang tepat Anda bisa memastikan masa pensiun yang aman, nyaman, dan mandiri.
(Shifa Nurhaliza Putri)