Soal Rumah Subsidi 18 Meter Persegi, Ini Kata Ciputra (CTRA)
IDXChannel - PT Ciputra Development Tbk (CTRA) memandang positif rencana pemerintah memperkecil ukuran rumah subsidi. Kebijakan ini dinilai tepat terutama untuk perkotaan seperti Jabodetabek.
Head of Investor Relations Ciputra, Aditya Ciputra Sastrawinata mengatakan, ide tersebut cocok diterapkan di Jabodetabek karena harga tanah sudah tinggi, namun tidak jauh dari tempat kerja.
Namun, pengembang tidak diharuskan membuat hunian dengan ukuran kecil, terutama di luar Jabodetabek di mana harga lahan masih relatif murah. Dengan kata lain, tetap ada opsi rumah subsidi dengan luas cukup besar di luar perkotaan.
"Perseroan memandang hal ini menjadi pilihan bagi masyarakat untuk tinggal di Jabodetabek dengan hunian berukuran kecil," katanya dalam Paparan Publik dikutip Minggu (22/6/2025).
"Atau hunian dengan ukuran yang cukup besar dengan lokasi yang agak jauh dari Jakarta, namun memiliki infrastruktur Transit Oriented Development (TOD) sehingga tetap bisa bekerja di Jakarta," ujarnya.
Ciputra tercatat memiliki portofolio properti yang beragam. Untuk perumahan rakyat, perseroan tengah mengembangkan Citra Maja Raya yang menawarkan properti komersial dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan rumah subsidi. Di samping itu, ada satu cluster rumah khusus untuk subsidi.
"Dengan demikian, perseroan telah melayani semua segmen masyarakat. Pada dasarnya, perseroan menyambut positif atas alternatif maupun kesempatan untuk membangun beragam tipe rumah asalkan emungkinkan dan dapat menyesuaikan dengan ketersediaan lahan dan harga tanah," kata Aditya.
Selain Citra Maja Raya, kata dia, perseroan pernah menyediakan rumah subsidi di Citra Indah City Jonggol dengan membangun 1 cluster khusus berisikan 300 unit rumah. Namun, KPR dari pembeli lewat skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (LFPP) tidak ada satu pun yang disetujui akhirnya dibatalkan.
"Perseroan melihat bahwa permasalahan atas perumahan rakyat sebetulnya bukan terletak pada developer yang menyediakan, melainkan pada keterbatasan pembeli, yaitu masyarakat berpenghasilan rendah yang sulit mendapatkan akses perbankan," katanya.
Namun, dia melihat kuota FLPP saat ini semakin besar sehingga segmen rumah subsidi makin menarik. Kendati demikian, kondisi ekonomi sekarang belum memberikan tanda-tanda pemulihan bagi pasar di kelas menengah ke bawah.
(Rahmat Fiansyah)