5 Tips Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 Tahunan, Jenis Dana yang Perlu Dipersiapkan
IDXChannel—Simak tips perencanaan keuangan untuk usia 30 tahunan. Pada usia 30 tahun, umumnya individu sudah memasuki lapangan kerja selama lebih dari lima tahun, dan harus mulai membuat perencanaan keuangan lebih baik.
Pada usia ini, dapat diasumsikan karier mulai terbangun dan penghasilan sudah cukup stabil. Tujuan keuangan juga lebih jelas. Misalnya, target untuk membangun atau membeli rumah sendiri, tabungan pensiun, dana pendidikan anak, dan sebagainya.
Sebagian di antaranya telah memiliki keluarga dan anak, sehingga rencana keuangan yang disusun harus disesuaikan dengan kebutuhan keluarga kecilnya. Baik yang sudah menikah ataupun masih single, sama-sama harus mulai memikirkan rencana pensiun.
Usia pensiun rata-rata di Indonesia adalah 59-60 tahun, pada usia 30 tahun artinya karyawan memiliki sisa 20 atau 30 tahunan sebelum memasuki masa pensiun. Jika tidak dipersiapkan secara matang sejak dini, kondisi keuangan bisa berantakan saat pensiun.
Baik individu yang bekerja ataupun menjalani bisnis, yang masih lajang ataupun sudah menikah, sama-sama harus merencanakan keuangan dengan serius agar kebutuhan pribadi dan keluarga di masa mendatang tetap terpenuhi dengan baik.
Melansir DBS dan AXA (18/6/2025), berikut ini adalah perencanaan keuangan untuk usia 30 tahunan.
5 Tips Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 Tahunan
1. Tingkatkan Dana Darurat
Pada usia 30 tahunan, individu dianjurkan untuk memiliki dana darurat, baik yang bekerja sebagai karyawan ataupun yang menjalankan bisnis kecil-kecilan. Dana darurat berfungsi sebagai dana siap pakai dalam kondisi darurat.
Misalnya, PHK mendadak, pandemi (usaha/pekerjaan terhenti), terkena sakit keras, mengalami kecelakaan dan memerlukan biaya operasi yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan atau Jasa Marga, dan sebagainya.
Individu yang sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan finansial (sandwhich gen) juga dianjurkan untuk meningkatkan tabungan dana daruratnya. Umumnya, dana darurat dihitung berdasarkan nilai pengeluaran tetap selama satu bulan.
Misalnya, nilai pengeluaran tetap 1 bulan dikali 3-6 bulan, atau dikali 6-12 bulan. Perhitungan bulan ini digunakan sebagai asumsi jika terjadi PHK, individu masih memiliki sumber pemasukan yang menggantikan gaji bulanan.
Semakin besar dana darurat, semakin baik. Artinya individu semakin siap menghadapi situasi tidak terduga di masa depan yang berpeluang mengakibatkan risiko finansial seperti utang atau makan tabungan.
2. Persiapan Dana Pendidikan Anak
Individu yang sudah berkeluarga mau tidak mau harus mempersiapkan dua dana masa depan sekaligus, yakni dana pendidikan anak dan dana pensiun. Pada usia 30 tahunan, usia anak diasumsikan sekitar usia SD atau SMP.
Perlu dihitung apakah anak akan memasuki usia SMA dan kuliah ketika orang tuanya masih bekerja, ataukah sudah pensiun. Semakin dini dana pendidikan dipersiapkan, semakin leluasa ruang finansial bagi orang tua untuk dipersiapkan di kemudian hari.
Biaya kuliah tidaklah murah. Selain biaya masuk dan biaya semesteran, ada biaya untuk menunjang kegiatan perkuliahan anak hingga lulus.
3. Persiapan Dana Pensiun
Dana pensiun juga harus mulai dipersiapkan. Sehingga saat pensiun, individu memiliki sumber dana selain tabungan JHT BPJS Ketenagakerjaan. Tabungan JHT tidak dapat dijadikan satu-satunya sumber pemasukan setelah pensiun.
Dana pensiun dapat ditabung sejak dini di instrumen investasi dengan return stabil dan minim risiko. Seperti logam mulia, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan obligasi fixed rate.
4. Pantau/Perbaiki Utang
Jika individu memiliki utang, ada baiknya utang ini segera dilunasi. Jika utang berlangsung dalam angsuran, perlu dihitung pada tahun ke berapa utang akan selesai, dan apakah tersedia dana untuk membayar angsurannya tepat waktu.
Kurangi utang-utang tidak produktif seperti utang kartu kredit untuk pembelian barang-barang yang kurang penting. Penggunaan kartu kredit dan fasilitas paylater mesti ditinjau ulang agar tidak menjadi beban finansial.
5. Pertimbangkan Investasi dan Asuransi
Investasi dapat melindungi nilai aset Anda dari risiko inflasi. Namun sebelum berinvestasi, individu harus menentukan profil risiko dan kesanggupannya untuk berkomitmen pada target investasi yang ditentukannya sendiri.
Cahaya Hati Indonesia: Jika Mengeluh Adalah Hobi, Jadikan Bersyukur sebagai Solusi di iNews
Instrumen investasi yang cocok untuk melindungi nilai aset adalah instrumen minim risiko seperti logam mulia, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, obligasi fixed rate, dan surat berharga negara lainnya.
Instrumen investasi tersebut dapat memberikan return dengan persentase stabil sepanjang tahun, dan minim risiko. Investasi tinggi risiko seperti saham dapat dipertimbangkan bila individu telah memiliki tingkat literasi keuangan yang baik.
Sementara asuransi berguna untuk melindungi individu dari potensi risiko finansial seperti sakit keras dan kecelakaan. Tidak semua tindakan medis dan penyakit ditanggung oleh BPJS Kesehatan, dalam hal ini asuransi dapat membantu individu untuk meminimalisir kerugian finansialnya.
Itulah beberapa tips keuangan untuk usia 30 tahunan.
(Nadya Kurnia)