BI Komitmen Jaga Stabilitas Rupiah, Dari Rp17.340 Jadi Rp16.200 per Dolar AS
IDXChannel - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menegaskan komitmen bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah berlanjutnya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.
Menurut Perry, ketidakpastian ekonomi secara keseluruhan mereda, namun intensitasnya masih tinggi. Terutama akibat negosiasi tarif resiprokal antara Amerika Serikat (AS) dengan berbagai negara serta ketegangan geopolitik yang terus berlangsung.
Perry mengakui gejolak global ini berdampak pada ekonomi dan pasar keuangan dunia, termasuk Indonesia. Dampak tersebut terasa dalam bulan-bulan terakhir.
"Di sinilah Bank Indonesia memberikan komitmen yang tinggi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Itu yang terus kami prioritaskan sejak dari awal tahun sekarang maupun ke depan," ujar Perry dalam pengumuman hasil RDG BI periode Juni 2025 secara virtual, Rabu (18/6/2025).
Perry mencontohkan nilai tukar rupiah sempat mengalami tekanan signifikan di pasar on-offshore luar negeri, bahkan pernah berada di atas Rp17.340 per dolar AS pada 7 April lalu, atau hari pertama setelah Lebaran.
Hitung-hitungan Timnas Indonesia Lolos dari Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
BI pun terus melakukan intervensi di pasar offshore non-delivery forward, baik di Hong Kong, Asia, Eropa, maupun Amerika.
"Alhamdulillah nilai tukar sekarang berada di kisaran Rp16.200-Rp16.300, dan komitmen kami untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah ke depan," kata Perry.
Dia menjelaskan, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah merupakan bentuk dukungan BI terhadap kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk kesuksesan program Asta Cita.
BI berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar, baik dari volatilitas harian maupun mingguan, serta memastikan kesesuaiannya dengan fundamental ekonomi.
"Dalam arti kesesuaiannya dengan arah pencapaian inflasi sesuai sasaran, arah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi juga arah untuk perkembangan fiskal, moneter, dan juga perbankan," tuturnya,
Dengan demikian, BI akan terus menjaga stabilitas rupiah selaras dengan target inflasi, pertumbuhan ekonomi, serta perkembangan sektor fiskal, moneter, dan perbankan.
(Febrina Ratna Iskana)