Disetujui Donald Trump, Proses Akuisisi US Steel oleh Nippon Steel Hampir Tuntas

Disetujui Donald Trump, Proses Akuisisi US Steel oleh Nippon Steel Hampir Tuntas

Berita Utama | idxchannel | Minggu, 15 Juni 2025 - 03:34
share

IDXChannel- Proses akuisisi US Steel oleh Nippon Steel Corp hampir tuntas. Sebab, perusahaan baja asal Jepang itu sudah mendapat persetujuan bersyarat dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Dilansir Bloomberg, Sabtu (14/6/2025), persetujuan diberikan setelah kedua pihak menyepakati perjanjian keamanan nasional yang diusulkan AS.

Nilai akuisisi ini senilai USD14,1 miliar (sekitar Rp229,6 triliun). Kesepakatan ini akan menjadikan gabungan keduanya sebagai salah satu produsen baja terbesar di dunia. 

Akuisisi ini akan dilakukan dengan nilai USD55 per saham dan disertai komitmen investasi tambahan sebesar USD14 miliar hingga setelah 2028. Nippon Steel berjanji akan menanamkan USD11 miliar untuk ekspansi awal dan USD3 miliar lagi untuk pembangunan pabrik baja baru. 

Investasi besar di luar biaya akuisisi utama menunjukkan keseriusan jangka panjang perusahaan Jepang di pasar Amerika.

Sebagai bagian dari persyaratan, AS akan menerima 'saham emas' yang memberi hak veto terhadap keputusan strategis US Steel pasca-merger, meskipun tidak memiliki nilai finansial. Beberapa posisi kunci dalam dewan direksi juga akan dipegang oleh warga negara AS untuk memastikan kendali domestik tetap terjaga.

Kesepakatan ini sebelumnya sempat menjadi isu politik. Proses merger kedua perusahaan baja itu sempat ditolak di era Joe Biden.

Bahkan Biden bahkan memblokirnya pada Januari. Namun, Trump kemudian menyatakan dukungannya proses akuisisi tersebut karena bisa menyelamatkan lapangan kerja dan memperkuat industri baja nasional.

Keputusan Trump itu disambut baik pemerintah Jepang. Merger ini akan menjadikan perusahaan gabungan sebagai produsen baja terbesar kedua dunia, menyaingi Nucor dari AS. Kesepakatan ini juga membuka jalan bagi produksi baja canggih seperti untuk jaringan listrik dan sektor strategis lain yang saat ini belum berkembang optimal di AS.

(Ibnu Hariyanto)

Topik Menarik