Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.561 per USD, Ini Sederet Sentimen Pendorongnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.561 per USD, Ini Sederet Sentimen Pendorongnya

Ekonomi | idxchannel | Rabu, 14 Mei 2025 - 16:34
share

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menguat 65 poin ke level Rp16.561 per USD pada penutupan perdagangan Rabu (14/5/2025). 

Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan faktor eksternal dan internal berkontribusi pada penguatan rupiah hari ini. 

Dari sisi eksternal, AS-China telah mengeluarkan pernyataan bersama untuk menurunkan tarif impor yang dikenakan satu sama lain. Keputusan ini berlangsung elama 90 hari.

AS akan mengurangi tarifnya terhadap China dari 145 persen menjadi 30 persen, sementara China akan menurunkan tarif pembalasannya dari 125 persen menjadi 10 persen. AS juga akan menurunkan tarif pada produk bernilai rendah yang diimpor dari China. 

Sentimen ini memberikan kelonggaran bagi Fed untuk menyesuaikan suku bunga, tetapi analis memperingatkan bahwa bank sentral mungkin akan tetap menilai negosiasi tarif lebih lanjut. 

"Dalam pertemuan terakhir mereka, pejabat Fed tampaknya cenderung menunggu tanda-tanda yang jelas dari kemerosotan ekonomi sebelum memangkas suku bunga," kata Ibrahim melalui keterangan tertulis, Rabu (14/5/2025). 

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump selama kunjungannya ke Arab Saudi mengatakan bahwa Washington akan mencabut sanksi lama terhadap Suriah, dan mengumumkan komitmen USD600 miliar dari Arab Saudi untuk berinvestasi di AS. 

Kemudian dari sisi internal, Ibrahim menyinggung kinerja penjualan eceran yang diperkirakan turun pada April 2025, dan diproyeksikan berlanjut melemah pada Juni dan September 2025. 

"Penurunan ini mencerminkan daya beli masyarakat yang masih, bahkan terus melemah," kata dia. 

Menurunnya penjualan eceran tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2025 diperkirakan mencapai 231,1, lebih rendah atau mencatatkan kontraksi sebesar 2,2 persen year on year (yoy), setelah tumbuh 5,5 persen pada Maret 2025.

Adapun neraca perdagangan Indonesia diproyeksi masih akan kembali surplus pada April 2025, meski nilainya menurun. Artinya, tren surplus neraca dagang Indonesia masih akan berlanjut hingga 60 bulan secara beruntun.

"Berdasarkan konsensus 16 ekonom yang dihimpun Bloomberg, nilai tengah (median) surplus neraca perdagangan pada Maret 2025 diproyeksikan sebesar USD2,73 miliar. Hanya saja, jumlah tersebut lebih rendah dari realisasi neraca dagang bulan sebelumnya atau pada Maret 2025 senilai USD4,33 miliar," kata Ibrahim. 

Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diproyeksi bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada rentang  Rp16.500-Rp16.570 per USD.

(NIA DEVIYANA)

Topik Menarik