Saham-Saham Perusahaan Teknologi AS Menguat usai Kesepakatan Tarif Baru dengan China
IDX Channel – Saham-saham raksasa teknologi Amerika Serikat menguat pada setelah AS dan China sepakat menghentikan sementara perang dagang. Kesepakatan ini langsung memicu aksi beli investor, khususnya pada saham-saham Big Tech yang tergabung dalam kelompok 'Magnificent Seven'.
Dilansir Yahoo Finance, Selasa (13/5/2025), saham-saham big tech itu naik di perdagangan Senin, (12/5/2025) waktu AS. Amazon memimpin penguatan dengan lonjakan 8,1 persen, disusul Meta yang naik 7,9 persen.
Tesla juga meroket 6,8 persen dan kembali mencatatkan kapitalisasi pasar di atas USD1 triliun. Saham Apple juga naik 6,3 persen, Nvidia (NVDA) menguat 5,4 persen, sedangkan saham Google dan Microsoft masing-masing menguat 3,4 persen dan 2,4 persen.
Microsoft bahkan mencatatkan harga penutupan tertinggi sepanjang 2025 sejauh ini, di atas level USD449.
Penguatan ini terjadi usai AS dan China menyepakati pemangkasan tarif sementara. AS memangkas tarif atas barang-barang impor dari China dari 145 persen menjadi 30 persen, sementara China menurunkan tarif balasan dari 125 persen menjadi 10 persen. Kebijakan ini akan berlaku selama 90 hari.
Amazon dan Meta menjadi dua emiten yang sangat terdampak isu ini. Sebab, sekitar 30 persen produk yang dijual di Amazon berasal dari China, dan pengiklan asal China menyumbang 14 persen dari total belanja iklan di platform tersebut.
Sementara di Meta dan Google, pengiklan China masing-masing menyumbang 11 persen dan 6 persen belanja iklan. Lalu Apple masih sangat bergantung pada produksi dari China.
Sekitar 90 persen iPhone diproduksi di negara tersebut dan menyumbang 17 persen dari total pendapatan Apple pada 2024. Nvidia juga tercatat memiliki basis pelanggan besar di China, yakni sekitar 20–40 persen dari total pengguna akhir.
Meski pasar menyambut positif redanya ketengangan antara AS dan Chin , sejumlah hambatan masih membayangi. Salah satunya adalah larangan ekspor chip Nvidia seri H20 ke China yang berpotensi menimbulkan ketegangan baru di sektor semikonduktor.
(Ibnu Hariyanto)