Produksi Nikel Matte Vale (INCO) Turun Imbas Tungku Bermasalah

Produksi Nikel Matte Vale (INCO) Turun Imbas Tungku Bermasalah

Ekonomi | idxchannel | Selasa, 29 April 2025 - 17:54
share

IDXChannel - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat produksi nikel matte di kuartal I-2025 turun, baik secara tahunan maupun kuartalan. Kondisi ini terjadi setelah salah satu tanur atau tungku listrik (electric furnice) yang digunakan untuk mengolah bijih nikel laterit rusak.

Dalam tiga bulan pertama, produksi nikel matter perseroan mencapai 17.027 ton, turun 6 persen dibandingkan kuartal I-2024. Angka tersebut juga turun 8 persen dibandingkan produksi pada kuartal IV-2024.

Wakil Presiden Direktur & Chief Operation and Infrastructur INCO, Abu Ashar mengatakan, penurunan produksi perseroan disebabkan kondisi tak terduga pada salah satu tungku akibat masalah dalam sistem elektroda.

Abu menambahkan, perseroan memanfaatkan kesempatan ini untuk mempercepat jadwal pemeliharaan dari rencana awal pada kuartal III-2025 menjadi kuartal I-2025. Langkah ini diharapkan dapat menyelaraskan operasi perseroan dengan lebih baik pada kuartal-kuartal selanjutnya.

"Meskipun menghadapi tantangan ini, kami telah mengimplementasikan langkah-langkah strategis untuk menjaga produksi kami tetap pada jalurnya. Kami tetap berkomitmen pada inovasi dan keunggulan serta menantikan peluang yang lebih baik di masa mendatang," katanya lewat keterangan resmi, Selasa (29/4/2025).

Perseroan menjual 17.097 ton nikel matte dengan nilai penjualan USD206,5 juta, turun dari USD241,8 juta di kuartal IV-2024. Selain volume penjualan yang lebih rendah, penurunan harga nikel juga ikut menekan penjualan VALE.

"Harga rata-rata yang direalisasikan pada kuartal I-2025 adalah USD11.932 per ton, mencerminkan perubahan yang lebih rendah masing-masing sebesar 5 persen dan 6 persen dibandingkan dengan harga pada kuartal IV-2024 dan kuartal I-2024," katanya.

Selain nikel matte, kata Abu, perseroan juga melakukan diversifikasi produk di mana untuk pertama kalinya menjual 80 ribu ton bijih saprolit secara komersial. Dia mengungkapkan, penjualan ini akan meningkat secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang, 

"Ini menyusul persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) kami pada akhir tahun 2024, sebagai bagian dari 290.000 ton yang kami targetkan untuk diselesaikan pada paruh pertama tahun 2025," katanya.

VALE juga terus berupaya melakukan pengendalian biaya. Secara kuartalan, beban pendapatan turun 13 persen dari USD213,8 juta menjadi USD187,0 juta dan secara tahunan juga turun 11 persen. Seiring turunnya harga komoditas, perseroan fokus meningkatkan efisiensi lewat pengadaan material skala besar.

"Berkat upaya berkelanjutan perseroan dalam mengelola biaya, kami mencatat EBITDA sebesar USD51,7 juta pada kuartal pertama tahun 2025, sedikit lebih rendah dari USD54,1 juta yang tercatat pada kuartal sebelumnya terutama karena harga nikel rata-rata yang lebih rendah. Kendati demikian, kami berhasil mencapai laba positif sebesar USD21,8 juta pada kuartal ini," katanya

(Rahmat Fiansyah)

Topik Menarik