Merawat Harapan Lewat Digitalisasi Bank BRI (BBRI)

Merawat Harapan Lewat Digitalisasi Bank BRI (BBRI)

Ekonomi | IDX Channel | Sabtu, 9 Desember 2023 - 09:26
share

IDXChannel - "Hope never abandons you, you abandon it."

Seorang penulis dari Abad ke-20 asal Amerika Serikat (AS), George Weinberg, pernah menulis secara personifikatif tentang makna sebuah harapan dalam kehidupan manusia.

Menurut Weinberg, harapan tak ubahnya seorang teman setia yang tidak akan pernah meninggalkan manusia. Justru, ketiadaan harapan dapat terjadi saat manusia lah yang meninggalkan harapan itu.

Dalam konteks lokal, keyakinan ala Weinberg inilah yang sepertinya juga dipegang teguh oleh seorang Aang Junaidy, yang tinggal di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Bisa jadi, tak banyak orang memiliki mental baja seperti Aang dalam menjaga mimpi dan harapannya. Usai lima tahun mengadu nasib di Negara Tetangga tanpa hasil signifikan, seperti yang dikatakan Weinberg, Aang masih tak patah arang.

Kembali ke Tanah Air, Aang bersama Sang Istri, Fitri Nurjanah, mencoba peruntungan dengan membuka kantor handphone (HP) dan pulsa di kawasan Pasar Anyar Bahari, Tanjung Priok.

"Tapi (bisnis konter HP) juga ternyata masih sepi. Sampai saat itu Saya lihat antrean panjang di sudut pasar. Ternyata mereka sedang antre untuk transaksi di Teras BRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI). Dari sana Saya berpikir, andaikan antrean sepanjang itu ada di tempat Saya," ujar Aang.

Berbekal \'mimpi\' tersebut, Aang pun kembali mencoba merawat harapan dengan bekal modal Rp15 juta plus restu Sang Istri, untuk mulai berbisnis dengan menjadi Agen BRILink sejak 2016 lalu.

Berkah EDC

Namun, bukan berarti bisnis Aang seketika mudah seperti yang dibayangkan. Awal mula menjadi BRILink, Aang berkisah bahwa transaksi yang dilayaninya baru sebatas lima transaksi per hari, dalam sepuluh hari pertama.

"Itu pun Saya masih hanya pakai ATM, sehingga kalau ada orang transfer, Saya jadi harus bolek-balik ke ATM. Atau maksimal pakai SMS banking. Baru ketika mulai pake mesin EDC (electronic data capture), Saya bisa melayani 20, lalu 30, sampai 40 transaksi per hari," ujar Aang.

Dan saat ini, dengan bangga Aang bercerita bahwa minimal transaksi yang dilayani sekitar 150 hingga 200 transaksi per hari, dengan total nilai transaksi mencapai Rp4,5 miliar per bulan.

Kini, Aang pun mengeklaim telah memiliki sejumlah pelanggan setia dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, karyawan, pekerja non formal di pelabuhan, maupun kolega dia sesama pedagang di Pasar Anyar Bahari.

"Bahkan kalau sesama pedagang, mereka sudah biasa kirim uang bayar buah-buahan, ditukar sembako dan sebagainya. Tergantung yang sedang Saya butuhkan saja sih," tutur Aang.

Pulang Kampung

Tak hanya Aang, kemampuan merawat mimpi dan harapan juga dimiliki oleh Suradi, Agen BRILink di kawasan Condongcatur, Depok, Kota Sleman.

Sempat meretas asa untuk bekerja di Jakarta pasca lulus dari Jurusan Ilmu Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Suradi pun memutuskan pulang kampung usai tiga bulan saja berjibaku dengan kerasnya kehidupan di Ibu Kota.

"Cari kerjaan lain pun susah. Sehingga tekad sudah bulat untuk kembali ke Yogya dan membuka usaha. Akhirnya Saya buka warung sembako di Concat (Cdongcatur-red) ini. Saya namakan tokonya Toko Mahasiswa," ujar Suradi.

Suradi berkisah, nama Toko Mahasiswa sebenarnya sudah pernah dia pakai saat membuka toko sembako pada 2003, semasa dia masih berstatus mahasiswa.

Nama \'mahasiswa\' sengaja dipilih karena sama dengan statusnya sebagai mahasiswa dari keluarga kurang mampu, dan bertekad bisa mencari tambahan pemasukan dengan berwirausaha.

Berkat ketekunannya, perlahan usaha tersebut berjalan lancar dan berkembang. Lalu, pada 2017, Suradi memutuskan untuk mulai menjadi Agen BRILink.

Strategi tersebut terbukti tepat, lantaran lokasi Toko Mahasiswa berdekatan dengan kampus, perkantoran, kos-kosan dan tentunya pemukiman warga.

"Sehingga, mereka (pelanggan) cukup terbantu, sambil belanja sembako, juga bisa sekalian transaksi kirim uang secara real time online," tutur Suradi.

Miniatur Kantor Cabang

Tak hanya itu, agar menarik dan vibes tokonya seperti di bank pada umumnya, Suradi juga sengaja menyulap salah satu pojok tokonya menjadi semacam miniatur Kantor Cabang BRI.

Kini, dengan menjadi Agen BRILink, Suradi berhasil mewujudkan mimpinya untuk dapat menjadi wirausaha sukses, yang keuntungannya tidak lagi sekadar untuk tambahan jajan, namun benar-benar signifikan dalam menopang perekonomian dia dan keluarga.

Mendapat untung dengan konsep sharing fee, Suradi dengan Agen BRILink Toko Mahasiwa yang dikelolanya kini mampu melayani hingga 3.500 transaksi per bulan, dengan nilai mencapai Rp1,5 miliar.

Bahkan, Agen BRILink Toko Mahasiswa kini tercatat telah memiliki tiga cabang, yang seluruhnya berada di bawah naungan pelayanan BRI Unit Depok, Kabupaten Sleman, Regional Office (RO) Yogyakarta.

Guna memaksimalkan layanan, Suradi membuka layanan non-stop tujuh hari dalam seminggu, dengan waktu operasi sejak Pk.07.00 hingga Pk.21.00 WIB.

Jam operasional tersebut dibagi dalam dua shift, yaitu Pk.07.00 hingga Pk.15.00 WIB untuk shift pertama, dan Pk.13.00 sampai Rp21.00 WIB untuk shift kedua.

Estafet Harapan

Tak hanya itu, Suradi juga mempekerjakan karyawan secara profesional, dengan sebagian di antaranya merupakan mahasiswa yang mengikuti program magang. Tak tanggung-tanggung, Suradi juga menyediakan seragam dan ID Card resmi, dan dididik secara tentang dasar-dasar layanan perbankan.

Seperti pengakuan Angel (20), salah satu dari delapan teller yang bekerja di Agen BRILink Toko Mahasiswa. Meski baru tiga bulan bekerja, Angel mengaku telah mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman baru sebagai seorang teller yang bertugas melayani transaksi perbankan sehari-hari.

Sama seperti Suradi, Angel juga mencoba merawat mimpinya dengan bekerja di Toko Mahasiswa milik Suradi. Sebagai seorang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Angel mengaku bersyukur karena telah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dari gaji yang dia dapatkan.

"Tentu senang, karena selain dapat uang (gaji), juga dapat ilmu baru, pengalaman baru. Saya juga jadi banyak mengenal karakter orang, karena setiap hari harus melayani tipikal nasabah yang berbeda-beda. Ada yang ramah, ada juga yang kurang menyenangkan. Tapi sebisa mungkin Saya usahakan untuk tetap ramah, cekatan dan profesional," ujar Angel.

Seperti halnya Suradi, dengan bekerja di Agen BRILink Toko Mahasiswa, Angel juga berharap hal itu bisa menjadi jembatan baginya untuk mewujudkan segala mimpi dan harapannya di masa depan.

Meski, walaupun saat ini telah bekerja sebagai teller di Agen BRILink Toko Mahasiswa, Angel mengaku belum terpikir dan membayangkan bila suatu saat kelak dapat mengembangkan karier sebagai teller resmi Bank BRI.

"Belum berminat. Belum pernah kepikiran juga, karena pekerjaan sebagai teller di bank besar seperti BRI tentu menuntur tanggung jawab dan dedikasi yang lebih tinggi lagi," tutur Angel.

Berkembang Pesat

Hingga Oktober 2023 lalu, ada sedikitnya 710 ribu Agen BRILink yang tersebar di seantero Tanah Air. Jumlah tersebut meningkat pesat dibanding catatan hingga Triwulan III-2023, atau tepatnya September 2023, di mana jumlah Agen BRILink di seluruh Indonesia saat itu tercatat sebanyak 698.717 agen.

Artinya, hanya dalam kurun waktu sebulan saja, ada lebih dari 11 ribu orang agen baru yang \'menitipkan mimpinya\' terhadap jejaring Agen BRILink, serupa yang telah dilakukan oleh Aang dan juga Suradi.

"Ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk memberikan layanan yang optimal dan paripurna kepada nasabah, mulai dari jaringan fisik konvensional (Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI Unit, dan lainnya), jaringan elektronik (ATM, CRM, EDC), digital dengan super apps BRImo, sampai lewat jaringan AgenBRILink yang prima hingga level akar rumput," ujar Direktur Jaringan dan Layanan BRI, Andrijanto, dalam keterangan resminya, Selasa (21/11/2023).

Hybrid Bank

Menurut Andrijanto, massifnya performa kinerja Agen BRILink dapat menjadi wujud konkret atas transformasi digital yang dijalankan oleh BRI. Strategi tersebut sengaja dijalankan seiring perubahan pola masyarakat dalam bertransaksi sehari-hari. Tak hanya itu, transformasi digital juga menjadi jurus BRI dalam meningkatkan efisiensi dalam operasional layanan yang diberikan kepada nasabah.

Namun demikian, BRI juga tak menampik bahwa belum semua segmen masyarakat dapat tersentuh dan \'melek\' literasi digital. Karenanya, BRI saat ini lebih menerapkan konsep hybrid bank, agar juga dapat memfasilitasi kelompok masyarakat yang belum terlalu familiar terhadap digitalisasi.

"Dan ternyata kami punya riset, kami punya survei, bahwa masyarakat micro finance di Indonesia itu, pertama mereka sudah paham dengan alat-alat digital, dengan gadgetnya, tapi mereka kurang paham dengan produk keuangan digital," ujar Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam kesempatan terpisah.

Karenanya, kemampuan BRI dalam menyediakan layanan digital juga dikombinasikan dengan sentuhan manual lewat peran Agen BRILink. Para agen ini, dipastikan Sunarso, mampu menjawab karakteristik nasabah mikro yang tingkat literasi keuangannya relatif minim.

"Agen BRILink ini akan selalu siap melayani kebutuhan masyarakat, sekalipun dalam periode hari libur. Ini sekaligus juga memudahkan aktivitas kehidupan masyarakat Indonesia melalui fitur-fitur yang sudah disediakan," tutur Sunarso.

Dengan kepiawaian yang dimiliki tersebut, jejaring Agen BRILink diklaim Sunarso juga telah tersebar di sedikitnya 59 ribu desa, atau mengcover lebih dari 80 persen dari total seluruh desa yang ada di Indonesia.

Dari segi nilai total transaksi, lanjut Sunarso, Agen BRILink telah mampu menghasilkan rata-rata transaksi hingga Rp1.300 triliun per tahun. Dari nilai tersebut, fee based income (FBI) yang dihasilkan mencapai Rp1,4 triliun per tahun.

"Dari (nilai transaksi) situ, pihak agen sendiri menerima sekitar dua hingga tiga kali lipat dari fee based (income), sebagai sharing fee. Jadi selain membantu (masyarakat) dalam kemudahan bertransaksi, BRILink juga turut menggerakkan roda perekonomian masyarakat secara nasional dari sharing fee yang diterima para agen," tegas Sunarso.

Lewat bergeraknya roda perekonomian, keberadaan BRILink pada akhirnya juga sukses merawat mimpi dan harapan ratusan ribu, atau bahkan jutaan orang, yang turut menggantungkan hidupnya dalam jejaring ekosistem Agen BRILink di seluruh Indonesia. Saling mewujudkan harapan. Saling mewujudkan impian. Karena seperti yang diucapkan Weilberg, harapan tak akan pernah meninggalkan kita.

Atau juga meminjam kalimat Raim La Ode, seorang stand up comedyan asli Wakatobi yang belakangan justru lebih dikenal sebagai penyanyi dan pencipta lagu. Dalam ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards tahun ini, Raim sukses memborong dua penghargaan bergengsi sekaligus. Dan dalam speech yang disampaikan saat menerima penghargaan, Raim menyampaikan pesan yang sederhana namun saran makna yang mendalam.

"Piala ini untuk seluruh orang miskin yang ada di pesisir Wakatobi. Untuk seluruh orang miskin di pesisir, seperti Saya, di seluruh penjuru Indonesia. Silakan bermimpi. Tidak ada yang tak mungkin. Mimpi itu gratis, silakan ambil yang paling mahal," pesan Raim. (TSA)

Topik Menarik