Anggota Parlemen Australia Pakai Cadar untuk Hina Muslimah, Menlu Penny Wong Angkat Bicara

Anggota Parlemen Australia Pakai Cadar untuk Hina Muslimah, Menlu Penny Wong Angkat Bicara

Global | inews | Selasa, 25 November 2025 - 06:32
share

SYDNEY, iNews.id - Parlemen Australia kembali diwarnai kontroversi setelah politisi sayap kanan anti-Islam, Pauline Hanson, melakukan aksi provokatif dengan mengenakan cadar dalam sidang Senat pada Senin (24/11/2025). 

Tindakannya, yang dimaksudkan untuk mendukung RUU larangan cadar dan burka, justru memicu kemarahan sesama anggota parlemen dan dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap perempuan Muslimah.

Hanson, pemimpin Partai Satu Bangsa, telah mengampanyekan dan memperjuangkan pengesahan RUU pelarangan cadar selama puluhan tahun. Namun aksinya kali ini dinilai melampaui batas. Setelah ditegur di podium, dia kembali ke tempat duduk lalu mengenakan cadarnya lagi, memicu kemarahan para senator.

Penny Wong: Parlemen Bukan Tempat untuk Merendahkan Komunitas Tertentu

Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Penny Wong angkat bicara dan memberikan kritik tajam. Meski dikenal tenang, Wong menegaskan tindakan Hanson tidak dapat diterima di lembaga legislatif yang seharusnya menjunjung nilai kesopanan dan keberagaman.

“Kita semua memiliki hak istimewa yang besar untuk memasuki ruangan ini,” kata Wong, mengingatkan, seperti dikutip dari AFP, Selasa (25/11/2025).

Dia menekankan para senator mewakili warga dari berbagai latar belakang, agama, dan keyakinan. Karena itu, perilaku yang merendahkan komunitas tertentu tidak sesuai dengan nilai yang harus dijunjung oleh Parlemen Australia.

“Kami mewakili warga dari semua agama, semua keyakinan, dari semua latar belakang. Dan kita harus menunjukkan dengan sopan,” ujarnya.

Pernyataan Menlu Penny Wong menegaskan, pemerintah tidak menoleransi perilaku diskriminatif di lembaga legislatif, terutama ketika tindakan tersebut menargetkan kelompok minoritas.

Ulah Pauline Hanson Paksa Penghentian Sidang Senat

Aksi provokatif Hanson memaksa pimpinan sidang menghentikan jalannya pertemuan setelah dia menolak melepas cadar. Insiden tersebut menambah daftar panjang kontroversi politikus tersebut.

Pada 2017, Hanson pernah mengenakan burka penuh di Senat ketika membahas isu keamanan, mengaitkan pakaian Muslimah itu dengan ancaman terorisme, langkah yang juga menuai kecaman luas.

Dia secara terbuka menggambarkan Islam sebagai budaya dan ideologi yang “tidak sesuai dengan Australia” pandangan yang mempertegas agenda anti-Islam yang dia bawa ke gelanggang politik sejak lama.

Serangan Simbolik yang Memperdalam Ketegangan Sosial

Insiden terbaru ini kembali memantik perdebatan mengenai toleransi, kebebasan beragama, dan etika politik di Australia. Tindakan Hanson dinilai telah mengubah simbol keagamaan menjadi alat provokasi politik, sekaligus memperdalam ketegangan antara kelompok sayap kanan dan pendukung pluralisme di negeri itu.

Respons tegas dari Menteri Luar Negeri Penny Wong dan para senator lainnya menegaskan Australia tidak akan membiarkan tindakan yang merendahkan atau mengkriminalkan identitas kelompok tertentu, terutama komunitas Muslimah yang selama ini kerap menjadi sasaran politik identitas.