Venezuela Siaga Penuh Hadapi Kemungkinan Serangan Amerika, Warga Sipil Dilatih Perang

Venezuela Siaga Penuh Hadapi Kemungkinan Serangan Amerika, Warga Sipil Dilatih Perang

Global | inews | Rabu, 12 November 2025 - 14:20
share

KARAKAS, iNews.id - Pemerintah Venezuela menyatakan siaga militer penuh setelah kapal induk USS Gerald R Ford Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) tiba di perairan Karibia. Kapal induk terbesar di dunia itu datang bersama gugus tempur lengkapnya dari Timur Tengah, memicu kekhawatiran akan kemungkinan serangan militer terhadap Venezuela.

Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino mengatakan, seluruh elemen pertahanan nasional kini dalam posisi siap tempur menghadapi setiap kemungkinan agresi. 

“Kami telah mengerahkan seluruh kekuatan, angkatan darat, laut, udara, pasukan sungai serta unit rudal strategis. Selain itu, milisi dan warga sipil juga diterjunkan untuk memperkuat garis pertahanan,” ujarnya, dalam pernyataan resmi, dikutip Rabu (12/11/2025).

Langkah ini diambil setelah Washington mengirim gugus tempur kapal induk USS Gerald R Ford ke Laut Karibia. Menurut Departemen Pertahanan AS (Pentagon), pengerahan tersebut merupakan bagian dari operasi pemberantasan kartel narkoba internasional. Namun, Karakas menilai alasan itu hanya dalih untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

AS Perkuat Kehadiran Militer di Karibia

Departemen Pertahanan AS telah mengonfirmasi kehadiran kapal induk tersebut bersama sekitar 4.000 personel dan sejumlah pesawat tempur taktis. 

Dalam beberapa pekan terakhir, militer AS juga memperluas jangkauannya dengan menambah pasukan di Puerto Riko, El Salvador, Panama, serta Trinidad dan Tobago. Langkah itu diklaim sebagai latihan dan operasi keamanan regional.

Pemerintahan Presiden Donald Trump, yang kini menjalani masa jabatan keduanya, menyebut misi ini sebagai bagian dari upaya memerangi perdagangan narkoba dan melindungi keamanan nasional AS. Para pejabat Gedung Putih menuduh Maduro memiliki hubungan dengan Tren de Aragua, geng narkoba besar asal Venezuela yang disebut memiliki jaringan hingga ke wilayah AS.

Maduro Tuding AS Ingin Gulingkan Pemerintahannya

Presiden Maduro menolak keras tuduhan itu dan menyebut langkah Washington sebagai tindakan provokatif yang mengancam kedaulatan negaranya. 

“Mereka tidak mencari keadilan, mereka mencari kendali atas Venezuela. Tapi rakyat kami siap mempertahankan tanah air dengan darah dan keberanian,” ujarnya, dalam pidato yang disiarkan televisi nasional.

Maduro juga memerintahkan pembentukan unit pertahanan sipil di setiap distrik, menggabungkan milisi rakyat, polisi, dan sukarelawan dalam latihan bersama militer. Karakas menyebut langkah itu sebagai “mobilisasi rakyat untuk mempertahankan revolusi.”

Kesiapan Militer atau Sekadar Simbol Perlawanan?

Meski Venezuela menunjukkan sikap tegas, sejumlah analis menilai kapasitas militernya terbatas untuk menghadapi kekuatan AS. Pengamat pertahanan internasional menyebut pengerahan besar-besaran ini lebih bersifat simbolis, untuk menegaskan bahwa pemerintah Maduro tidak gentar menghadapi tekanan Washington.

“Ini adalah pesan politik, bukan kesiapan perang sesungguhnya. Venezuela ingin menunjukkan ketegasan di hadapan rakyatnya dan sekutunya, terutama Kuba, Rusia, dan Iran,” ujar seorang analis militer di Karakas. 

AS Bantah Rencana Serangan Langsung

Sementara itu, Trump dalam pernyataan akhir Oktober lalu membantah rencana serangan ke daratan Venezuela, meski sebelumnya mengisyaratkan opsi militer tidak tertutup. Namun, September lalu militer AS telah melakukan setidaknya 19 serangan udara terhadap kapal yang diduga membawa narkoba di kawasan Karibia dan Samudra Pasifik timur, menewaskan sekitar 75 orang.

Situasi di kawasan Karibia kini berada di titik paling tegang dalam beberapa tahun terakhir. Dengan pengerahan kapal induk raksasa AS dan kesiagaan penuh militer Venezuela, bayang-bayang konflik bersenjata di Amerika Selatan kembali menghantui.

Meski peluang perang terbuka masih kecil, Venezuela menegaskan tidak akan mundur.

Topik Menarik