Perang Gaza Berakhir, PM Israel Netanyahu Kembali Jalani Sidang Kasus Korupsi

Perang Gaza Berakhir, PM Israel Netanyahu Kembali Jalani Sidang Kasus Korupsi

Global | inews | Kamis, 16 Oktober 2025 - 06:13
share

TEL AVIV, iNews.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali duduk di kursi pesakitan, Rabu (15/10/2025), untuk menjalani sidang kasus korupsi yang sempat tertunda akibat perang di Gaza.

Netanyahu hadir di Pengadilan Distrik Tel Aviv untuk memberikan kesaksian di persidangan.

Selain perang, persidangan sempat ditunda sebulan terkait hari raya Yahudi serta kunjungan ke New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB ke-80.

Stasiun televisi Israel, KAN, melaporkan para menteri dan beberapa anggota parlemen Knesset dari Partai Likud yang dipimpin Netanyahu hadir dalam sidang untuk memberikan dukungan.

Selama sidang Netanyahu tetap menjalankan tugas sebagai perdana menteri. Dia sempat meninggalkan ruang sidang sesaat setelah menerima amplop dari salah satu ajudannya.

Saat berpidato di hadapan Knesset pada Senin lalu, Presiden AS Donald Trump meminta mitranya dari Israel, Isaac Herzog, untuk memberikan pengampunan kepada Netanyahu terkait tuduhan korupsi. Namun kemudian Trump mengklarifikasi bahwa pernyataan itu disampaikan tidak serius, melainkan hanya terbawa suasana karena tepuk tangan dukungan bagi Netanyahu. Trump menyadari kasus korupsi Netanyahu merupakan isu sensitif di Israel.

Berdasarkan hukum Israel, presiden berwenang mengampuni pelaku kejahatan atau meringankan hukuman berdasarkan informasi atau pendapat yang diperlukan dari otoritas terkait, seperti menteri kehakiman atau menteri pertahanan.

Menteri Kehakiman Israel Yariv Levin, yang juga politisi Partai Likud, mengungkapkan dukungannya atas pernyataan Trump.

Levi mengatakan persidangan Netanyahu seharusnya tidak pernah dimulai dan bertentangan dengan keadilan dan kepentingan negara.

Netanyahu dihadirkan ke pengadilan sejak Januari 2025 untuk mendengarkan kesaksiannya terkait dakwaan dalam kasus yang disebut dengan 1000, 2000, dan 4000. Sementara persidangan kasusnya sudah dimulai pada 24 Mei 2020 

Kasus 1000 melibatkan Netanyahu dan keluarganya karena menerima hadiah mahal dari pengusaha kaya dengan imbalan sejumlah bantuan.

Kasus 2000 menyangkut dugaan negosiasi dengan Arnon Mozes, penerbit harian Israel Yedioth Ahronoth, untuk mendapatkan liputan media yang positif.

Kasus 4000, yang dianggap paling serius, melibatkan pemberian fasilitasi kepada Shaul Elovitch, mantan pemilik situs berita Walla, dan perusahaan telekomunikasi, Bezeq, dengan imbalan liputan media yang menguntungkan.

Netanyahu merupakan perdana menteri Israel pertama yang sedang menjabat yang berstatus pesakitan dalam sejarah negara itu.

Topik Menarik