Menkes AS Klaim Sunat Tingkatkan Risiko Autisme Dua Kali Lipat

Menkes AS Klaim Sunat Tingkatkan Risiko Autisme Dua Kali Lipat

Global | okezone | Jum'at, 10 Oktober 2025 - 10:57
share

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Menteri Kesehatannya, Robert F. Kennedy Jr., pada Kamis (9/10/2025), mempromosikan teori yang mengaitkan autisme dengan sunat dan obat pereda nyeri Tylenol yang diberikan untuk prosedur tersebut.

 

"Jangan minum Tylenol jika Anda hamil dan ketika bayi lahir, jangan berikan Tylenol," kata Trump dalam rapat Kabinet.

"Ada dua studi yang menunjukkan anak-anak yang disunat dini memiliki tingkat autisme dua kali lipat," timpal Kennedy, sebagaimana dilansir NDTV. Dia menambahkan bahwa "kemungkinan besar karena mereka diberi Tylenol."

Klaim Kennedy dicemooh oleh para ahli, yang menyebut studi utama yang dikutip untuk mendukung teori tersebut sarat dengan kesalahan. Para kritikus mengatakan bahwa klaim ini menjadi contoh terbaru dari minat Kennedy terhadap "pseudosains."

"Semua ini tidak masuk akal," kata Helen Tager-Flusberg, seorang profesor di Universitas Boston dan pakar autisme, kepada AFP.

"Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa pemberian Tylenol kepada bayi terkait dengan risiko autisme yang lebih tinggi setelah semua variabel pengganggu dapat dikontrol," ujarnya.

 

Ibu hamil juga disarankan oleh asosiasi medis untuk mengonsumsi obat pereda nyeri, termasuk asetaminofen—bahan aktif dalam Tylenol—secukupnya bila diperlukan, bertentangan dengan anjuran Trump untuk "menahan diri."

Meskipun beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan adanya hubungan dengan asetaminofen selama kehamilan, belum ada hubungan sebab akibat yang terbukti. Analisis paling teliti hingga saat ini—yang diterbitkan tahun lalu di JAMA dan menggunakan saudara kandung sebagai kontrol—tidak menemukan hubungan sama sekali.

Mengenai teori sunat, makalah yang paling banyak dikutip, yang diterbitkan oleh para peneliti Denmark pada tahun 2015, "penuh dengan kekurangan" yang telah ditunjukkan oleh ilmuwan lain pada saat itu, ujar David Mandell, seorang psikiater di Fakultas Kedokteran Perelman, Universitas Pennsylvania, kepada AFP.

Secara spesifik, katanya, penelitian ini mengandalkan sampel kecil anak laki-laki Muslim yang disunat di rumah sakit alih-alih di rumah—praktik budaya yang dominan.

Karena anak-anak tersebut dirawat di rumah sakit, kata Mandell, kemungkinan besar mereka "terganggu secara medis," yang dapat menjelaskan tingkat gangguan perkembangan saraf yang lebih tinggi.

"Tinjauan studi yang lebih baru di bidang ini tidak menemukan hubungan antara sunat dan efek psikologis yang merugikan," tambahnya.

 

Kennedy—mantan aktivis lingkungan dan pengacara yang menghabiskan puluhan tahun menyebarkan misinformasi vaksin sebelum diangkat menjadi Menteri Kesehatan Trump—telah menjadikan pengungkapan akar penyebab autisme sebagai fokus utama, sementara memangkas dana penelitian di bidang lain.

Ia telah menyewa ahli teori konspirasi vaksin David Geier, yang sebelumnya didisiplinkan karena menjalankan praktik kedokteran tanpa izin dan karena menguji obat-obatan yang belum terbukti pada anak-anak autis, untuk menyelidiki dugaan hubungan antara vaksin dan autisme—hubungan yang dibantah oleh lusinan penelitian sebelumnya.

Topik Menarik