Trump Undang Netanyahu ke Gedung Putih saat Israel Hancurkan Kota Gaza

Trump Undang Netanyahu ke Gedung Putih saat Israel Hancurkan Kota Gaza

Global | sindonews | Rabu, 17 September 2025 - 07:50
share

Israel memperdalam serangan daratnya di Kota Gaza di tengah tanda-tanda dukungan penuh Amerika Serikat (AS) terhadap serangan yang menurut para ahli merupakan genosida. Sebanyak 91 warga Palestina tewas akibat serangan Israel sejak Selasa dini hari (16/9/2025), sementara puluhan ribu warga Palestina terus mengungsi secara paksa akibat serangan Israel.

Tidak ada tanda-tanda tekanan AS untuk mengakhiri serangan tersebut; justru sebaliknya. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Selasa bahwa Trump telah mengundangnya ke Gedung Putih dalam dua pekan, setelah keduanya berpidato di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York bulan ini.

Serangan di Kota Gaza itu terjadi ketika kawasan itu masih terguncang atas serangan Israel terhadap Qatar pekan lalu.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, bersama Netanyahu, pada hari Senin menyatakan jalur diplomatik untuk mengakhiri perang telah ditutup - untuk saat ini - dengan mengatakan AS "tidak mengharapkan" gencatan senjata.

Sementara itu, Trump pada hari Selasa kembali menyalahkan Hamas, merujuk pada pernyataan lama Israel bahwa Hamas menggunakan tawanan sebagai "perisai manusia", dan menambahkan, "Jika mereka (Hamas) melakukan itu, mereka akan berada dalam masalah besar".Israel telah menikmati dukungan tak tertandingi dari pemerintahan Trump, meskipun mendapat kecaman dari negara-negara Arab dan Eropa.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada hari Selasa menyebut serangan Israel "mengerikan" dan merupakan tindakan "penghancuran sistematis".

Badan investigasi tertinggi PBB untuk Palestina dan Israel sebelumnya pada hari Selasa memutuskan Israel bersalah atas kejahatan genosida di Gaza, dalam pernyataan paling otoritatif hingga saat ini, yang kemungkinan akan menjadi dasar bagi putusan Mahkamah Internasional tentang masalah tersebut.

Laporan PBB tersebut menyimpulkan Netanyahu, Presiden Isaac Herzog, dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah "menghasut terjadinya genosida".

Guterres juga mengatakan Israel tampaknya tidak tertarik pada gencatan senjata, dan merujuk pada serangannya di Qatar pekan lalu, di mana Israel mengebom para pejabat politik senior Hamas saat mereka sedang membahas proposal gencatan senjata AS dan Israel."Jadi, mari kita perjelas: Dengan serangan yang terjadi di Qatar, tampaknya Israel tidak tertarik pada negosiasi serius untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera," ujar Guterres.

Uni Eropa (UE) mengatakan serangan di Kota Gaza akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah "bencana", sementara Inggris mengatakan serangan itu hanya akan membawa "lebih banyak pertumpahan darah, membunuh lebih banyak warga sipil tak berdosa, dan membahayakan para sandera yang tersisa".

Prancis pada hari Selasa menyebut serangan Israel di Kota Gaza sebagai "kampanye destruktif, yang tidak lagi memiliki logika militer" dan menyerukan agar negosiasi dilanjutkan.

Gaza Terbakar

Dengan gagalnya perundingan gencatan senjata, warga Palestina di Kota Gaza mendapati diri mereka berada di pusat serangan Israel. Serangan saat ini telah diwarnai serangan udara yang ganas yang dikombinasikan dengan serangan darat.Militer Israel mengatakan tiga divisinya—98, 162, dan 36—ikut serta dalam peluncuran manuver darat yang dijuluki "Kereta Perang Gideon 2".

Serangan mematikan ini disambut gembira di Israel, ketika Menteri Pertahanan Israel Katz berseru bahwa "Gaza (Kota) terbakar."

"Selama 24 jam terakhir, setelah diskusi ekstensif dengan eselon politik, IDF (militer) telah secara signifikan memperluas operasinya di Kota Gaza," ujar Letnan Jenderal Eyal Zamir.

Dia menjelaskan, "Kami beroperasi jauh di wilayah tersebut, menggabungkan pasukan darat, serangan presisi, dan intelijen berkualitas tinggi. Tujuan kami adalah meningkatkan serangan terhadap Hamas hingga kekalahan telaknya."

Sebanyak 1.890 orang di Kota Gaza telah tewas sejak bulan lalu ketika Israel menargetkan pusat kota utara yang merupakan satu-satunya tempat pasukan darat Israel tidak beroperasi.Sejauh ini, tentara Israel mengklaim 40 penduduk kota telah mengungsi, dengan perkiraan sekitar 600.000 orang masih tersisa.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kesehatan di Gaza mengatakan hampir satu juta warga Palestina tetap bertahan di Kota Gaza, meskipun mendapat tekanan hebat dari tentara Israel.

Warga Palestina di lapangan melaporkan pemboman Israel yang gencar dan hanya menemukan tumpukan puing-puing besar di bekas menara hunian.

Baca juga: Presiden Mesir Sisi Sebut Israel Musuh, Pertama Sejak Anwar Sadat Kunjungi Yerusalem